Grafologi adalah ilmu yang mempelajari tulisan tangan, dalam bahasa Inggris disebut handwriting analysis. Pakar grafologi juga menyebutnya sebagai tulisan otak (brain writing). Alasan mereka, orang yang cacad tidak mempunyai tangan, juga bisa menulis dengan kaki atau mulut. Soalnya adalah dia menulis atas perintah otak.
Di mata pakar grafologi, tulisan dibagi atas tiga zona, yaitu zona atas, zona tengah, dan zona bawah. Setiap zona memiliki arti masing-masing. Untuk lebih jelasnya lihat uraian singkat di bawah ini.
ZONA
Zona tulisan dibagi tiga, yakni:
Zona atas: memperlihatkan aspirasi spiritual, impian, harapan, ambisi, cita-cita, tujuan, intelektual, imajinasi, idealisme, pikiran, proses mental, dihubungkan dengan superego, masa depan, dan badan atas.
Zona tengah: mengungkapkan sikap praktis terhadap peristiwa sehari-hari, teman, keluarga, logika, rasional, instink, dihubungkan dengan ego, saat ini, dan badan tengah.
Zona bawah: mengemukakan sikap dan respons emosional terhadap aspek fisik kehidupan, termasuk seks, posesif, materialisme, keinginan, nafsu, dihubungkan dengan id, masa lampau, dan badan bawah.
Zona Atas
Rata-rata: tujuan, ambisi, mimpi, dan pandangan normal.
Tinggi: mengejar kepuasan intelektual, idealistik, mungkin tidak praktis, kurang tersentuh dengan realitas, sombong, bangga, sensitif terhadap kritik.
Pendek: praktis, tertarik pada hal-hal yang biasa dalam kehidupan sehari-hari dan tidak pernah melihat di luar yang nyata, secara mental siap tetapi tidak mampu menerapkan ide-ide, menunjukkan penolakan untuk menerima impuls yang kuat ke arah agama atau esoterik.
Lurus: orang yang baik, tipe yang lebih praktis dan logis, secara temporer menahan kreativitasnya.
Langsing: ideal, cenderung melamun, tingkatan minat dalam kehidupan rohaniah.
Loop: menunjukkan pikiran yang kreatif.
Loop sedang: menunjukkan kasih sayang, sikap terbuka.
Loop lebar: ada sifat enggan untuk mengumbar emosi.
Loop bervariasi: kurang dapat mengendalikan diri.
Loop sangat besar: posesif, penuh perhatian.
Loop sangat pipih: kendali diri yang kuat, sopan santun, keseimbangan emosi.
Loop pipih disertai garis t melayang: merasa mempunyai misi yang didorong oleh nalurinya.
Tidak ada loop: jiwa yang penuh perhatian, berusaha mengendalikan emosi dengan prinsip, filsafat, dan logika.
Lemah: menunjukkan kurangnya perhatian terhadap jangkauan pikiran yang jauh.
Sangat tinggi: upaya untuk menjangkau idealisme atau agama, berjiwa mistik.
Disertai garis t yang tidak terkait: pemikiran yang telah lepas dari kenyataan dan konsep-konsep yang ada, berkaitan dengan fanatisme.
Kadang tinggi, kadang rendah: menunjukkan pribadi yang senantiasa menjalani diskusi atau terdorong untuk bertindak semata-mata atas alasan praktis tetapi tidak pernah kehilangan idealismenya.
Terkait dan melengkung ke bawah: menunjukkan kasih dan pengertian terhadap sifat alami manusia. Bila tekanannya kuat: sinisme.
Melengkung ke kiri: keterlibatan pada masa lalu, mungkin pengaruh orang tua atau sekolah.
Loop dan menghadap ke belakang: emosi yang berkaitan dengan prinsip. Bila pada huruf d dan t: menunjukkan kebencian terhadap masa lalu dan perasaan emosional yang terkungkung.
Menghadap ke belakang dan kaitannya diulang: selalu memeriksa ulang atau selalu ingin berusaha menyenangkan pimpinan di masa lalu.
Zona Tengah
Besar: berusaha memberi kesan kepada orang lain, suka bergaul, praktis, menghindari tindakan-tindakan instink.
Kecil: berinstink kuat, tipe akademis yang bekerja berdasarkan standarnya sendiri, tidak berusaha memberi kesan kepada orang lain.
Zona tengah lebih besar daripada zona atas dan bawah: ada keramahtamahan dan lapisan praktis yang kuat pada kepribadian ybs.
Meluas: emosi.
Bersudut tajam: ide.
Dilukis atau tak berkait: kerapian dan pola kerja.
Tidak ada loop: berorientasi sosial.
Sebagian tulisannya tidak lengkap atau terbuka: sangat kasual, kurang keterlibatan secara emosional.
Loop lebar: emosi yang lepas atau perasaan yang tidak pada tempatnya.
Bagian tengah disertai lengkung bawah: mempunyai nafsu makan yang besar dan perilaku yang riang.
Bentuk hurufnya rapat dan tajam: lebih memikirkan ide-ide daripada memikirkan orang lain.
Tulisan tajam dengan tarikan ke atas dan bagian atas yang lebih besar: seorang penulis cerita.
Loop pada tulisan yang tajam: kepribadian yang sulit, lebih banyak meminta daripada memberi.
Seperti huruf yang terbalik, dekorasi, goresan bawah yang tajam: antisosial.
Tulisan yang tajam disertai tarikan ke bawah: kepribadian yang tidak penuh dengan kepura-puraan.
Dilukis (umumnya berbentuk lingkaran, setengah lingkaran, dan garis vertikal): mencerminkan sifat tidak sosial, menandakan pandangan hidup.
Terletak di bagian bawah, namun ada kecenderungan menjangkau bagian atas: frustrasi, tidak merasa puas dengan dirinya, harus memanfaatkan bakat.
Zona Bawah
Besar: fisik kuat, tertarik pada olahraga, berkebun, dan seks, gegabah, suka membentuk pendapat sendiri.
Loop lebar: akan menjadi orang yang agresif, suka berjuang, materialistis.
Loop kaku: dapat menjadi pemarah, suka ribut, dapat mengalami masalah seksual.
Loop mengarah ke kanan: adanya kekuatan fisik yang menunggu untuk dilampiaskan sesuai kehendaknya.
Loop terkait ke kanan: dedikasi yang terus-menerus terhadap perbuatan baik yang enerjik.
Lurus di antara loop: suka murung dan tidak bahagia, benci pada aktivitas fisik, senang pada hal-hal yang cepat selesai, malas, dapat menjadi orang yang artistik, musikus, atau matematikus.
Lurus dalam suatu garis yang sederhana: mempunyai konsentrasi yang baik, mampu mencapai hal-hal yang esensial dengan cepat dan tanpa ribut.
Patah atau bengkok: kelemahan fisik atau nyeri pada bagian kaki.
Bergelombang: konflik ringan untuk sementara.
Lengkung: enerji fisik yang terkendali.
Mengayun: bersifat memberi dan menerima.
Dilepas: kapasitas yang besar untuk perasaan puas dan kesenangan.
Memotong: penuh tuntutan fisik dan kekuatan tubuh.
Lengkung yang seimbang, tetapi goresan akhir berhenti mendadak: adanya kegembiraan fisik.
Melengkung atau mengarah ke kanan: mementingkan orang lain.
Menggembung: imajinasi dan ego yang berlebihan.
Panjang dan bulat: sikap romantik terhadap cinta dan kehidupan.
Segitiga: pertanda kecewa.
Rabu, Desember 19, 2012
GRAFOLOGI DAN FORGERY(PEMALSUAN TANDA-TANGAN)
Forgery & Kejahatan Kerah Putih
Forgery atau lebih umum dikenal sebagai pemalsuan tanda tangan, ternyata memiliki karakteristik yang membuatnya dapat dikategorikan sebagai Kejahatan kerah putih. Kejahatan kerah putih atau white collar crime, diperkenalkan oleh kriminolog Edwin Sutherland pada tahun 1939. Sutherland mendefinisikanwhite collar crime sebagai “kejahatan yang dilakukan oleh seseorang dengan status yang terhormat dan status sosial yang tinggi dalam pekerjaannya”. Kejahatan kerah putih terjadi karena adanya motivasi finansial, yang dilakukan secara illegal, dan biasanya dilakukan tanpa kekerasan atau non-violent. Kejahatan ini disebut sebagai kejahatan kerah putih, karena kerah putih yang digunakan para pelakunya adalah simbol para korporat dan para pekerja dengan status terhormat. Dalam kriminologi, para pelaku white collar crimememiliki atribut dan motif yang berbeda dibandingkan pelaku kejahatan jalanan atau street criminals. Contoh kejahatan kerah putih yang lebih umum dikenal adalah tindakan korupsi.
Mari kita bahas pelan pelan. Pertama, forgery itu tidak seperti tindakan kriminal jalanan atau street crimes, yang biasa terjadi di pinggir jalan dan dilakukan oleh sembarang orang. Kita mengenal berbagai macam street crimes seperti perampokan, pencurian, maupun penodongan. Forgery, tidak bisa dikategorikan seperti itu. Coba perhatikan, pada tindakan street crimes, biasanya korban dan pelaku sama sama saling tidak mengenal. Kalaupun pelakunya memilih korbannya dengan cara mengamati, memperhatikan pola tindakannya hingga berhari hari melalui stalking, namun tetap saja, jarang sekali mereka memiliki pola hubungan interaksi yang saling kenal sebelumnya. Sedangkan, pada tindakan forgery, ternyata ada pola hubungan saling mengenal antara korban dan pelaku. Pelaku tahu persis tentang bentuk tanda tangan korban, jumlah uang yang ada dalam rekeningnya, dan pola transaksi korban. Selain itu, pelaku forgery juga memiliki kedudukan tertentu yang membuat dirinya dapat dengan bebas mengakses data diri korbannya sehingga bisa dengan leluasa menggunakannya untuk tujuan pribadi. Ketika seseorang sudah menggunakan kedudukan dan jabatannya untuk penyimpangan dan keuntungan pribadi, maka tindakannya tersebut dapat dikategorikan sebagai white collar crime. Kembali lagi pada forgery, ketika seseorang memalsukan tanda tangan pada dokumen tertentu, biasanya disitu ada penyalahgunaan wewenang kekuasaan yang ada pada dirinya. Umumnya forgery seperti ini sering terjadi pada institusi finansial seperti bank.
Terkait dengan pembahasan forgery pada tulisan ini, ternyata sering sekaliforgery dilakukan oleh pelaku yang punya pekerjaan dengan akses untuk mengetahui data diri potensial korbannya, termasuk tanda tangan dan isi rekening tabungannya. Selain itu, tindak kejahatan seperti ini juga semakin bisa terjadi ketika ada pemberian kepercayaan berlebih dari seorang nasabah kepadaofficer di institusi keuangan. Biasanya kepercayaan berlebih ini bisa berupa kewenangan untuk “meniru tanda tangan” ketika saat saat urgent, dan sang nasabah sedang berhalangan di tempat untuk memberikan tanda tangan aslinya. Awalnya, kepercayaan yang sangat beresiko seperti ini, diberikan untuk kemudahan transaksi. Namun lama kelamaan, apabila tidak ada pengawasan, akan muncul penyalahgunaan kepercayaan atau abuse of trust. Kepercayaan yang diberikan bisa disalahgunakan oleh officer di institusi keuangan tersebut untuk keuangan pribadinya. Pelaku kejahatan kerah putih biasanya merasionalisasi tindakannya sebagai bagian dari pekerjaan mereka. Ketika pelaku dituduhkan sebagai pelaku kejahatan karena memalsukan tanda tangan, maka ia akan membela dirinya dengan menyebut hal itu sebagai kewenangan yang diberikan oleh nasabah untuk mempermudah transaksi. Pelaku kejahatan kerah putih, umumnya tidak akan melihat dirinya sebagai kriminal, karena memang pekerjaan sehari hari mereka bukanlah berbuat kriminal, tapi mereka kerap melakukan kriminal dalam pekerjaan legal mereka.
Tipe Tipe Pelaku Pemalsuan Tanda Tangan
Pelaku pelaku kejahatan, seringkali dikategorisasi berdasarkan kualitas tindak kejahatannya, dan juga motif dari tindakannya. Dalam Pemalsuan tanda tangan atau forgery, para pelakunya juga memiliki karakteristik khusus yang membuatnya dapat dibedakan antara satu sama lain. Namun uniknya, pelaku kejahatan pemalsuan tanda tangan ini, tindakannya begitu ‘halus’ sehingga kita tidak sadar bahwa tau-tau kita telah menjadi korban kejahatan. Berbeda dengan jenis kejahatan lain seperti perampokan atau pencurian, dimana korban melihat langsung pelakunya dan sadar bahwa dirinya telah menjadi korban. Banyak sekali korban pemalsuan tanda tangan yang kaget ketika telah kehilangan sejumlah uang di rekening banknya hanya melalui pemalsuan tanda tangan. Karena halusnya tindakan yang mereka lakukan ini, saya menjuluki para pelaku pemalsuan tanda tangan sebagai smooth criminal, seperti salah satu lagu legendaris dari Michael Jackson.
Pada dasarnya, pelaku pemalsuan tanda tangan atau forger, dibagi menjadi 3 tipe:
1. Forger profesional, adalah para kriminal yang secara terlatih memiliki kemampuan untuk mengimitasi tanda tangan orang lain. Kriminal profesional ini secara terorganisir melakukan tindak kejahatan yang menggunakan tanda tangan palsu. Motif dari tindakan kejahatan mereka adalah motif ekonomi dan terkadang politik. profesional ini melakukan kejahatan sudah seperti bisnis, dimana tindakan kriminal tersebut adalah pekerjaannya dan diperjualbelikan selayaknya komoditas. Seringkali dalam tindak kejahatannya, mereka memalsukan tanda tangan orang orang terkenal, seperti para public figure. Nantinya tanda tangan palsu ini akan dijual dan di klaim sebagai tanda tangan asli. Bisnis tanda tangan para public figure ini, terutama milik atlet baseball dan para pemusik, merupakan salah satu bisnis yang digemari di luar negeri. Professional forger ini akan menjual tanda tangan palsu tersebut melalui situs jual beli online, maupun forum kolektor tanda tangan. Tidak hanya sebatas para public figure, bahkan buku harian adolf hitler, pernah dipalsukan oleh salah seorang forger professional forger. Kasus pemalsuan buku harian ini, merupakan salah satu kasus pemalsuan tulisan yang menggemparkan dunia di tahun 1970. Sejak saat itulah, ilmu forensik tulisan mulai memiliki peran penting dalam menentukan keaslian para tanda tangan tokoh tokoh terkenal. Selain memalsukan tanda tangan tokoh terkenal, ada juga professional forger yang terspesialisasi dalam pemalsuan tanda tangan pada dokumen dokumen berharga. Mereka memalsukan tanda tangan dalam pembuatan ijazah palsu, KTP palsu, maupun sertifikat tanah yang telah diimitasi. Umumnya, professional forger yang seperti ini, telah memiliki peralatan canggih dan kemampuan yang terlatih untuk mengakomodir tindak kejahatan mereka. Di Indonesia, ada beberapa tempat yang khusus menyediakan dokumen palsu untuk dijual kepada publik. Tempat tempat ini memiliki peralatan layaknya percetakan besar dan orang orang yang terlatih dalam memalsukan surat berharga. Ciri utama dari forger profesional adalah; mereka teroganisir dalam melakukan kejahatannya, dan mereka memang dilatih untuk memalsukan tanda tangan. Profesional forger ini banyak ditemukan pada kasus pemalsuan ijazah, pemalsuan KTP dan sertifikat tanah. Mereka tidak hanya sekedar memalsukan tanda tangan, tapi juga keseluruhan dokumen.
2. Tipe yang kedua adalah forger amatir. Bentuk tanda tangan palsu yang dihasilkan oleh para amatir ini, umumnya akan lebih berantakan dan kurang terkonsep. Sangat berbeda dengan hasil pemalsuan dari profesional forger yang lebih rapih dan terlatih dalam pembuatannya. Para FDE (Forensic Document Examiner – istilah untuk individu yang bekerja di bidang forensik tulisan) akan lebih mudah mendeteksi pemalsuan tanda tangan yang dihasilkan oleh forger amatir, karena adanya perbedaan kualitas yang cenderung buruk. Forger amatir ini seringkali mencuri cek dan dokumen dokumen berharga, untuk nantinya diberi tanda tangan palsu diatasnya. Walaupun mereka yang melakukan tindakannya secara berkala, namun mereka tidak terlatih seperti profesional forger. Sehingga para amatir ini umumnya hanya berani memalsukan tanda tangan yang bentuknya simpel dan mudah untuk ditiru. Mereka akan kesulitan dalam meniru tanda tangan yang bentuknya sulit dan kompleks. Dalam mengimitasi suatu tanda tangan, mereka cenderung akan lebih mengutamakan bentuk supaya semirip mungkin, tapi mengesampingkan kualitas dan kecepatan dari tanda tangan. Motif tindakan dari para forger amatir ini adalah mencari keuntungan ekonomi, namun tindakannya tidak dilakukan secara teroganisir dan tidak terlatih seperti para profesional forger. Forger amatir seperti ini banyak ditemukan pada kasus pemalsuan tanda tangan di ranah perbankan
3. Tipe ketiga, yaitu opportunist forger, pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan para forger amatir. Hanya saja, forger amatir melakukan pemalsuan karena memang sudah ada niat sejak awal untuk melakukan tindak kejahatan. Sedangkan forger oportunis, melakukan pemalsuan karena ada situasi yang secara tidak sengaja dapat menguntungkan mereka. Mungkin awalnya mereka tidak berniat melakukan kejahatan, namun karena ada situasi tertentu, akhirnya mereka terdorong untuk memalsukan tanda tangan supaya mendapatkan keuntungan. Umumnya pelaku dalam kasus seperti ini terjadi dalam ranah hubungan keluarga ataupun hubungan kerja. Contohnya dalam kasus surat wasiat yang melibatkan sejumlah nama dalam suatu keluarga besar. Seringkali ada salah satu anggota keluarga yang berani memalsukan tanda tangan dalam surat wasiat, karena ia melihat lemahnya posisi anggota keluarga lain dalam hak warisnya. Situasi seperti ini kemudian dimanfaatkan olehnya untuk memalsukan tanda tangan pemberi waris, agar seluruh warisan berada di tangannya. Namun, para forger oportunis tidak hanya bisa terjadi dalam ranah hubungan keluarga. Dalam ranah hubungan pekerjaan juga seringkali terjadi, terutama yang berkaitan dengan surat kuasa dan surat perintah. Dari segi motif, forger oportunis ini ingin memanfaatkan situasi yang ada untuk mencari keuntungan demi kepentingan pribadinya. Karena para forger oportunis ini biasanya tidak pernah memalsukan tanda tangan sebelumnya, maka kualitas imitasi tanda tangan yang mereka hasilkan pun akan seburuk para forger amatir. Imitasi tanda tangan mereka hanya akan mengutamakan bentuk yang semirip mungkin, sehingga akan membuatnya secara perlahan karena adanya keragu raguan. Pembuatan tanda tangan yang perlahan, tentu akan menghasilkan kualitas garis yang lebih buruk dibanding tanda tangan asli yang dibuat secara cepat dan yakin.
Forgery dan Tulisan Tangan
Pemalsuan tulisan atau forgery mungkin bukanlah bentuk kejahatan tertua, tetapi kejahatan ini telah terjadi sejak manusia menggunakan tulisan dan kertas untuk menuangkan isi pikirannya. Manusia memulai memalsukan dokumen yang memiliki nilai atau value, dengan cara memanipulasi tanda tangan, atau bahkan dengan membuat duplikat dari keseluruhan dokumen. Pemalsuan tanda tangan dan dokumen telah dipraktekkan sejak pertama tulisan telah menjadi media komunikasi. Metode untuk mengidentifikasi keabsahan tulisan tangan dan dokumen, sudah dimulai sejak hukum Romawi, di bawah Code of Justinianpada tahun 539 Masehi. Pada masa itu, kerajaan romawi melarang pemalsuan dokumen kepemilikan tanah. Kejahatan pemalsuan menjadi semakin berkembang ketika kertas digunakan untuk transaksi perdagangan.
Keabsahan dokumen sangat tergantung pada keasliannya. Berbagai cara dan metode telah dilakukan untuk menjaga keaslian dokumen dan mencegah pemalsuan terjadi. Mulai dari penggunaan wax seal, stempel kerajaan, penggunaan jenis kertas khusus, hingga pemberian watermark. Pada era modern ini, berbagai institusi perbankan maupun institusi hukum, menggunakan tanda tangan sebagai bukti keabsahan suatu dokumen. Tanda tangan digunakan sebagai representasi dari identitas seseorang dalam suatu dokumen.
Tulisan tangan dan tanda tangan merupakan suatu gerakan motorik yang dipelajari mulai dari kecil sampai dewasa, dengan proses pembelajaran yang sangat kompleks. Setiap orang bisa saja diajarkan cara menulis yang sama ketika mereka kecil, tapi lama kelamaan, masing masing orang akan memiliki cara penulisan yang berbeda dan khas. Hal ini karena dalam pembuatannya, tulisan tangan dipengaruhi oleh banyak sekali faktor, mulai dari kerja otak, syaraf, perasaan dan suasana hati, sehingga tulisan tangan adalah perilaku yang dapat ditunjukkan melalui coretan-coretannya. Hal yang menyebabkan tulisan tangan berguna sebagai bukti di dunia forensik adalah bahwa tulisan tangan mencerminkan perilaku yang relatif stabil dari penulisnya dan walaupun setiap orang diajarkan dengan cara menulis yang sama, tetapi terdapat keunikan khusus antara penulis yang satu dengan penulis yang lain.
Forgery atau lebih umum dikenal sebagai pemalsuan tanda tangan, ternyata memiliki karakteristik yang membuatnya dapat dikategorikan sebagai Kejahatan kerah putih. Kejahatan kerah putih atau white collar crime, diperkenalkan oleh kriminolog Edwin Sutherland pada tahun 1939. Sutherland mendefinisikanwhite collar crime sebagai “kejahatan yang dilakukan oleh seseorang dengan status yang terhormat dan status sosial yang tinggi dalam pekerjaannya”. Kejahatan kerah putih terjadi karena adanya motivasi finansial, yang dilakukan secara illegal, dan biasanya dilakukan tanpa kekerasan atau non-violent. Kejahatan ini disebut sebagai kejahatan kerah putih, karena kerah putih yang digunakan para pelakunya adalah simbol para korporat dan para pekerja dengan status terhormat. Dalam kriminologi, para pelaku white collar crimememiliki atribut dan motif yang berbeda dibandingkan pelaku kejahatan jalanan atau street criminals. Contoh kejahatan kerah putih yang lebih umum dikenal adalah tindakan korupsi.
Mari kita bahas pelan pelan. Pertama, forgery itu tidak seperti tindakan kriminal jalanan atau street crimes, yang biasa terjadi di pinggir jalan dan dilakukan oleh sembarang orang. Kita mengenal berbagai macam street crimes seperti perampokan, pencurian, maupun penodongan. Forgery, tidak bisa dikategorikan seperti itu. Coba perhatikan, pada tindakan street crimes, biasanya korban dan pelaku sama sama saling tidak mengenal. Kalaupun pelakunya memilih korbannya dengan cara mengamati, memperhatikan pola tindakannya hingga berhari hari melalui stalking, namun tetap saja, jarang sekali mereka memiliki pola hubungan interaksi yang saling kenal sebelumnya. Sedangkan, pada tindakan forgery, ternyata ada pola hubungan saling mengenal antara korban dan pelaku. Pelaku tahu persis tentang bentuk tanda tangan korban, jumlah uang yang ada dalam rekeningnya, dan pola transaksi korban. Selain itu, pelaku forgery juga memiliki kedudukan tertentu yang membuat dirinya dapat dengan bebas mengakses data diri korbannya sehingga bisa dengan leluasa menggunakannya untuk tujuan pribadi. Ketika seseorang sudah menggunakan kedudukan dan jabatannya untuk penyimpangan dan keuntungan pribadi, maka tindakannya tersebut dapat dikategorikan sebagai white collar crime. Kembali lagi pada forgery, ketika seseorang memalsukan tanda tangan pada dokumen tertentu, biasanya disitu ada penyalahgunaan wewenang kekuasaan yang ada pada dirinya. Umumnya forgery seperti ini sering terjadi pada institusi finansial seperti bank.
Terkait dengan pembahasan forgery pada tulisan ini, ternyata sering sekaliforgery dilakukan oleh pelaku yang punya pekerjaan dengan akses untuk mengetahui data diri potensial korbannya, termasuk tanda tangan dan isi rekening tabungannya. Selain itu, tindak kejahatan seperti ini juga semakin bisa terjadi ketika ada pemberian kepercayaan berlebih dari seorang nasabah kepadaofficer di institusi keuangan. Biasanya kepercayaan berlebih ini bisa berupa kewenangan untuk “meniru tanda tangan” ketika saat saat urgent, dan sang nasabah sedang berhalangan di tempat untuk memberikan tanda tangan aslinya. Awalnya, kepercayaan yang sangat beresiko seperti ini, diberikan untuk kemudahan transaksi. Namun lama kelamaan, apabila tidak ada pengawasan, akan muncul penyalahgunaan kepercayaan atau abuse of trust. Kepercayaan yang diberikan bisa disalahgunakan oleh officer di institusi keuangan tersebut untuk keuangan pribadinya. Pelaku kejahatan kerah putih biasanya merasionalisasi tindakannya sebagai bagian dari pekerjaan mereka. Ketika pelaku dituduhkan sebagai pelaku kejahatan karena memalsukan tanda tangan, maka ia akan membela dirinya dengan menyebut hal itu sebagai kewenangan yang diberikan oleh nasabah untuk mempermudah transaksi. Pelaku kejahatan kerah putih, umumnya tidak akan melihat dirinya sebagai kriminal, karena memang pekerjaan sehari hari mereka bukanlah berbuat kriminal, tapi mereka kerap melakukan kriminal dalam pekerjaan legal mereka.
Tipe Tipe Pelaku Pemalsuan Tanda Tangan
Pelaku pelaku kejahatan, seringkali dikategorisasi berdasarkan kualitas tindak kejahatannya, dan juga motif dari tindakannya. Dalam Pemalsuan tanda tangan atau forgery, para pelakunya juga memiliki karakteristik khusus yang membuatnya dapat dibedakan antara satu sama lain. Namun uniknya, pelaku kejahatan pemalsuan tanda tangan ini, tindakannya begitu ‘halus’ sehingga kita tidak sadar bahwa tau-tau kita telah menjadi korban kejahatan. Berbeda dengan jenis kejahatan lain seperti perampokan atau pencurian, dimana korban melihat langsung pelakunya dan sadar bahwa dirinya telah menjadi korban. Banyak sekali korban pemalsuan tanda tangan yang kaget ketika telah kehilangan sejumlah uang di rekening banknya hanya melalui pemalsuan tanda tangan. Karena halusnya tindakan yang mereka lakukan ini, saya menjuluki para pelaku pemalsuan tanda tangan sebagai smooth criminal, seperti salah satu lagu legendaris dari Michael Jackson.
Pada dasarnya, pelaku pemalsuan tanda tangan atau forger, dibagi menjadi 3 tipe:
1. Forger profesional, adalah para kriminal yang secara terlatih memiliki kemampuan untuk mengimitasi tanda tangan orang lain. Kriminal profesional ini secara terorganisir melakukan tindak kejahatan yang menggunakan tanda tangan palsu. Motif dari tindakan kejahatan mereka adalah motif ekonomi dan terkadang politik. profesional ini melakukan kejahatan sudah seperti bisnis, dimana tindakan kriminal tersebut adalah pekerjaannya dan diperjualbelikan selayaknya komoditas. Seringkali dalam tindak kejahatannya, mereka memalsukan tanda tangan orang orang terkenal, seperti para public figure. Nantinya tanda tangan palsu ini akan dijual dan di klaim sebagai tanda tangan asli. Bisnis tanda tangan para public figure ini, terutama milik atlet baseball dan para pemusik, merupakan salah satu bisnis yang digemari di luar negeri. Professional forger ini akan menjual tanda tangan palsu tersebut melalui situs jual beli online, maupun forum kolektor tanda tangan. Tidak hanya sebatas para public figure, bahkan buku harian adolf hitler, pernah dipalsukan oleh salah seorang forger professional forger. Kasus pemalsuan buku harian ini, merupakan salah satu kasus pemalsuan tulisan yang menggemparkan dunia di tahun 1970. Sejak saat itulah, ilmu forensik tulisan mulai memiliki peran penting dalam menentukan keaslian para tanda tangan tokoh tokoh terkenal. Selain memalsukan tanda tangan tokoh terkenal, ada juga professional forger yang terspesialisasi dalam pemalsuan tanda tangan pada dokumen dokumen berharga. Mereka memalsukan tanda tangan dalam pembuatan ijazah palsu, KTP palsu, maupun sertifikat tanah yang telah diimitasi. Umumnya, professional forger yang seperti ini, telah memiliki peralatan canggih dan kemampuan yang terlatih untuk mengakomodir tindak kejahatan mereka. Di Indonesia, ada beberapa tempat yang khusus menyediakan dokumen palsu untuk dijual kepada publik. Tempat tempat ini memiliki peralatan layaknya percetakan besar dan orang orang yang terlatih dalam memalsukan surat berharga. Ciri utama dari forger profesional adalah; mereka teroganisir dalam melakukan kejahatannya, dan mereka memang dilatih untuk memalsukan tanda tangan. Profesional forger ini banyak ditemukan pada kasus pemalsuan ijazah, pemalsuan KTP dan sertifikat tanah. Mereka tidak hanya sekedar memalsukan tanda tangan, tapi juga keseluruhan dokumen.
2. Tipe yang kedua adalah forger amatir. Bentuk tanda tangan palsu yang dihasilkan oleh para amatir ini, umumnya akan lebih berantakan dan kurang terkonsep. Sangat berbeda dengan hasil pemalsuan dari profesional forger yang lebih rapih dan terlatih dalam pembuatannya. Para FDE (Forensic Document Examiner – istilah untuk individu yang bekerja di bidang forensik tulisan) akan lebih mudah mendeteksi pemalsuan tanda tangan yang dihasilkan oleh forger amatir, karena adanya perbedaan kualitas yang cenderung buruk. Forger amatir ini seringkali mencuri cek dan dokumen dokumen berharga, untuk nantinya diberi tanda tangan palsu diatasnya. Walaupun mereka yang melakukan tindakannya secara berkala, namun mereka tidak terlatih seperti profesional forger. Sehingga para amatir ini umumnya hanya berani memalsukan tanda tangan yang bentuknya simpel dan mudah untuk ditiru. Mereka akan kesulitan dalam meniru tanda tangan yang bentuknya sulit dan kompleks. Dalam mengimitasi suatu tanda tangan, mereka cenderung akan lebih mengutamakan bentuk supaya semirip mungkin, tapi mengesampingkan kualitas dan kecepatan dari tanda tangan. Motif tindakan dari para forger amatir ini adalah mencari keuntungan ekonomi, namun tindakannya tidak dilakukan secara teroganisir dan tidak terlatih seperti para profesional forger. Forger amatir seperti ini banyak ditemukan pada kasus pemalsuan tanda tangan di ranah perbankan
3. Tipe ketiga, yaitu opportunist forger, pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan para forger amatir. Hanya saja, forger amatir melakukan pemalsuan karena memang sudah ada niat sejak awal untuk melakukan tindak kejahatan. Sedangkan forger oportunis, melakukan pemalsuan karena ada situasi yang secara tidak sengaja dapat menguntungkan mereka. Mungkin awalnya mereka tidak berniat melakukan kejahatan, namun karena ada situasi tertentu, akhirnya mereka terdorong untuk memalsukan tanda tangan supaya mendapatkan keuntungan. Umumnya pelaku dalam kasus seperti ini terjadi dalam ranah hubungan keluarga ataupun hubungan kerja. Contohnya dalam kasus surat wasiat yang melibatkan sejumlah nama dalam suatu keluarga besar. Seringkali ada salah satu anggota keluarga yang berani memalsukan tanda tangan dalam surat wasiat, karena ia melihat lemahnya posisi anggota keluarga lain dalam hak warisnya. Situasi seperti ini kemudian dimanfaatkan olehnya untuk memalsukan tanda tangan pemberi waris, agar seluruh warisan berada di tangannya. Namun, para forger oportunis tidak hanya bisa terjadi dalam ranah hubungan keluarga. Dalam ranah hubungan pekerjaan juga seringkali terjadi, terutama yang berkaitan dengan surat kuasa dan surat perintah. Dari segi motif, forger oportunis ini ingin memanfaatkan situasi yang ada untuk mencari keuntungan demi kepentingan pribadinya. Karena para forger oportunis ini biasanya tidak pernah memalsukan tanda tangan sebelumnya, maka kualitas imitasi tanda tangan yang mereka hasilkan pun akan seburuk para forger amatir. Imitasi tanda tangan mereka hanya akan mengutamakan bentuk yang semirip mungkin, sehingga akan membuatnya secara perlahan karena adanya keragu raguan. Pembuatan tanda tangan yang perlahan, tentu akan menghasilkan kualitas garis yang lebih buruk dibanding tanda tangan asli yang dibuat secara cepat dan yakin.
Forgery dan Tulisan Tangan
Pemalsuan tulisan atau forgery mungkin bukanlah bentuk kejahatan tertua, tetapi kejahatan ini telah terjadi sejak manusia menggunakan tulisan dan kertas untuk menuangkan isi pikirannya. Manusia memulai memalsukan dokumen yang memiliki nilai atau value, dengan cara memanipulasi tanda tangan, atau bahkan dengan membuat duplikat dari keseluruhan dokumen. Pemalsuan tanda tangan dan dokumen telah dipraktekkan sejak pertama tulisan telah menjadi media komunikasi. Metode untuk mengidentifikasi keabsahan tulisan tangan dan dokumen, sudah dimulai sejak hukum Romawi, di bawah Code of Justinianpada tahun 539 Masehi. Pada masa itu, kerajaan romawi melarang pemalsuan dokumen kepemilikan tanah. Kejahatan pemalsuan menjadi semakin berkembang ketika kertas digunakan untuk transaksi perdagangan.
Keabsahan dokumen sangat tergantung pada keasliannya. Berbagai cara dan metode telah dilakukan untuk menjaga keaslian dokumen dan mencegah pemalsuan terjadi. Mulai dari penggunaan wax seal, stempel kerajaan, penggunaan jenis kertas khusus, hingga pemberian watermark. Pada era modern ini, berbagai institusi perbankan maupun institusi hukum, menggunakan tanda tangan sebagai bukti keabsahan suatu dokumen. Tanda tangan digunakan sebagai representasi dari identitas seseorang dalam suatu dokumen.
Tulisan tangan dan tanda tangan merupakan suatu gerakan motorik yang dipelajari mulai dari kecil sampai dewasa, dengan proses pembelajaran yang sangat kompleks. Setiap orang bisa saja diajarkan cara menulis yang sama ketika mereka kecil, tapi lama kelamaan, masing masing orang akan memiliki cara penulisan yang berbeda dan khas. Hal ini karena dalam pembuatannya, tulisan tangan dipengaruhi oleh banyak sekali faktor, mulai dari kerja otak, syaraf, perasaan dan suasana hati, sehingga tulisan tangan adalah perilaku yang dapat ditunjukkan melalui coretan-coretannya. Hal yang menyebabkan tulisan tangan berguna sebagai bukti di dunia forensik adalah bahwa tulisan tangan mencerminkan perilaku yang relatif stabil dari penulisnya dan walaupun setiap orang diajarkan dengan cara menulis yang sama, tetapi terdapat keunikan khusus antara penulis yang satu dengan penulis yang lain.
GRAFOLOGI DAN NARKOTIKA
Apa itu Grafologi?
Grafologi merupakan sebuah ilmu untuk menganalisa kepribadian seseorang melalui tulisan tangannya. Seperti halnya sidik jari, tulisan tangan setiap orang memiliki keunikan dan ciri khas. Hal ini dikarenakan tulisan tangan yang ditulis merupakan hasil proyeksi dari otak manusia. Sehingga muncul istilah dalam studi grafologi bahwa tulisan tangan merupakan tulisan otak. Melalui grafologi tulisan tangan dapat dianalisa untuk mendeskripsikan perilaku dan kepribadian seseorang, termasuk diantaranya adalah mendeteksi kecenderungan melakukan tindakan agresif, cara berpikir, hingga pendeteksian ketidakjujuran.
Perkembangan grafologi sendiri di Indonesia belum terlalu banyak dikenal, hanya pihak kepolisian seperti Lab forensic saja yang menggunakannya secara aplikatif untuk mengetahui keaslian tanda tangan. Sejak dahulu, laboratorium forensik sudah memiliki beberapa ahli di bidang grafonomi, salah satunya adalah Kombes Pol. Amri Kamil. Beliau telah menulis sebuah buku tentang “mengenal dan mempelajari grafonomi berkaitan dengan kejahatan pemalsuan dokumen”. Buku ini telah digunakan oleh berbagai kalangan penegak hukum untuk menjadi rujukan dalam kasus kejahatan forgery. Grafologi mulai berkembang di Indonesia sejak pertengahan tahun 2000. Doktor Sapta Dwikardana seorang Certified Master Handwriting Analyst mengajarkan grafologi melalui lembaga yang dibentuknya yaitu Authentic School of Graphology di Indonesia.
Dalam dunia kejahatan, termasuk kriminologi, Grafologi juga memiliki keterkaitan karena dapat membantu dalam penyelidikan sebuah tindak pidana pemalsuan tanda tangan maupun menggambarkan psikologi pelaku tindak pidana, serta kejujurannya. Seorang Professor dari kriminologi, Muhammad Mustofa juga menyebutkan bahwa dalam ilmu kriminalistik – ilmu pengetahuan yang dipergunakan untuk menyelidiki terjadinya suatu peristiwa kejahatan, terdapat metode grafologi didalamnya.
Grafologi dan Pengguna Narkoba
Pengguna Narkoba aktif dalam dunia grafologi memiliki ke-khas-an sendiri. Karakter tulisan pecandu narkoba memiliki kecenderungan tulisan yang menyerupai tongkat pemukul atau dalam grafologi disebut clubbed strokes. Apabila seseorang memiliki jenis tulisan seperti ini, maka besar kemungkinan bahwa ia pecandu narkotika. Karakteristik clubbed stroke ini hanya ditemukan bila penulis sudah menjadi pecandu, sudah teradiksi dengan narkotika. Namun karakteristik ini tidak akan muncul apabila penulis hanya pengguna narkotik yang tergolong masih baru. Contoh tulisan dengan karakteristik clubbed stroke, yaitu adanya penebalan berbentuk seperti pemukul pada garis vertikal, seperti gambar dibawah ini
dengan demikian maka untuk mempermudah melihat pelaku tindak pidana atau orang yang menggunakan narkoba aktif dapat diidentifikasi dengan karakteristik tulisan clubbed stroke ini.
Grafologi merupakan sebuah ilmu untuk menganalisa kepribadian seseorang melalui tulisan tangannya. Seperti halnya sidik jari, tulisan tangan setiap orang memiliki keunikan dan ciri khas. Hal ini dikarenakan tulisan tangan yang ditulis merupakan hasil proyeksi dari otak manusia. Sehingga muncul istilah dalam studi grafologi bahwa tulisan tangan merupakan tulisan otak. Melalui grafologi tulisan tangan dapat dianalisa untuk mendeskripsikan perilaku dan kepribadian seseorang, termasuk diantaranya adalah mendeteksi kecenderungan melakukan tindakan agresif, cara berpikir, hingga pendeteksian ketidakjujuran.
Perkembangan grafologi sendiri di Indonesia belum terlalu banyak dikenal, hanya pihak kepolisian seperti Lab forensic saja yang menggunakannya secara aplikatif untuk mengetahui keaslian tanda tangan. Sejak dahulu, laboratorium forensik sudah memiliki beberapa ahli di bidang grafonomi, salah satunya adalah Kombes Pol. Amri Kamil. Beliau telah menulis sebuah buku tentang “mengenal dan mempelajari grafonomi berkaitan dengan kejahatan pemalsuan dokumen”. Buku ini telah digunakan oleh berbagai kalangan penegak hukum untuk menjadi rujukan dalam kasus kejahatan forgery. Grafologi mulai berkembang di Indonesia sejak pertengahan tahun 2000. Doktor Sapta Dwikardana seorang Certified Master Handwriting Analyst mengajarkan grafologi melalui lembaga yang dibentuknya yaitu Authentic School of Graphology di Indonesia.
Dalam dunia kejahatan, termasuk kriminologi, Grafologi juga memiliki keterkaitan karena dapat membantu dalam penyelidikan sebuah tindak pidana pemalsuan tanda tangan maupun menggambarkan psikologi pelaku tindak pidana, serta kejujurannya. Seorang Professor dari kriminologi, Muhammad Mustofa juga menyebutkan bahwa dalam ilmu kriminalistik – ilmu pengetahuan yang dipergunakan untuk menyelidiki terjadinya suatu peristiwa kejahatan, terdapat metode grafologi didalamnya.
Grafologi dan Pengguna Narkoba
Pengguna Narkoba aktif dalam dunia grafologi memiliki ke-khas-an sendiri. Karakter tulisan pecandu narkoba memiliki kecenderungan tulisan yang menyerupai tongkat pemukul atau dalam grafologi disebut clubbed strokes. Apabila seseorang memiliki jenis tulisan seperti ini, maka besar kemungkinan bahwa ia pecandu narkotika. Karakteristik clubbed stroke ini hanya ditemukan bila penulis sudah menjadi pecandu, sudah teradiksi dengan narkotika. Namun karakteristik ini tidak akan muncul apabila penulis hanya pengguna narkotik yang tergolong masih baru. Contoh tulisan dengan karakteristik clubbed stroke, yaitu adanya penebalan berbentuk seperti pemukul pada garis vertikal, seperti gambar dibawah ini
dengan demikian maka untuk mempermudah melihat pelaku tindak pidana atau orang yang menggunakan narkoba aktif dapat diidentifikasi dengan karakteristik tulisan clubbed stroke ini.
GRAFOLOGI TULISAN TANGAN II
Membaca Karakter Melalui Tulisan Tangan ( Grafologi )
Grafologi
Analisis tulisan tangan disebut sebagai Grafologi. Tulisan tangan juga bisa dianggap sebagai “tulisan otak”. Ia merupakan suatu ekspresi dari keseluruhan kepribadian. Menulis adalah gerakan yang ekspresif dan gerakan ini mempunyai arti dan interprestasi di sana. Grafologi adalah studi tentang tulisan tangan dan hubungan yang ia miliki dengan perilaku seseorang.
Ada tiga sistem utama dari grafologi. Di dalam Grafologi Holistik profil seseorang dibentuk atas dasar Bentuk, Gerakan dan Ruang. Grafologi Integratif dibangun atas dasar bahwa bentuk coretan yang spesifik berhubungan dengan ciri-ciri kepribadian. Analisis Simbolik didasarkana atas analisis simbol-simbol yang terlihat di dalam tulisan tangan. Setiap sistem dari grafologi mempunyai kosa katanya sendiri yang membuat arti dari kata-kata tersebut berbeda.
Grafologi secara aktif telah digunakan di dalam menyusun profil untuk Ketenaga Kerjaan, Kemitraan Bisnis dan Kecocokan Pernikahan. Di Swiss, kurang lebih 80 persen dari perusahaan-perusahaan besar menggunakan Grafologi di dalam prosedur perekrutan mereka. Penyelidikian dokumen forensik bukanlah Grafologi karena ia hanya digunakan untuk menentukan apakah sebuah dokumen benar atau tidak ditulis oleh orang yang dimaksud.
Sejarah Grafologi
Sebagian besar yang kita ketahui tentang Grafologi berasal dari beberapa ratus tahun terakhir. Buku pertama yang diketahui tentang Grafologi dipublikasikan di tahun 1622 oleh Camillo Baldi, seorang doktor pengobatan dan filosofi Italia. Di tahun 1872, Jean Michon mempublikasikan bukunya tentang Grafologi yang menjadi acuan tentang subyek tersebut di masa itu. Dengan segera, universita-universitas Eropa mulai menawarkan gelar Ph.D atau Master di bidang Grafologi. Dengan perkembangan psikologi sebagai sebuah profesi begitu juga studi Grafologi berkembang.
Melakukan suatu Analisis Grafologi
Anda akan memerlukan sebuah sampel tulisan tangan spontan yang ditulis di atas kertas biasa yang menggunakan sebuah bolpoin atau pena dengan tidak kurang dari 12 baris panjanganya dengan sebuah tanda tangan. Umur dan jenis kelamin dari si penulis. Instrumen-instrumen Grafologi yang diperlukan adalah sebuah kaca pembesar, mistar plastik yang menunjukkan ukuran milimeter dan sebuah busur derajat untuk menilai kemiringan dari tulisan tersebut.
Seberapa akurat Grafologi? Banyak bergantung pada kemampuan orang yang melakukan analisis Grafologi. Sebagai sebuah indikator kepribadian dan perilaku, Grafologi sekitar 80-90% akurat.
Arah Baris
Instruksi pada saat menulis biasanya menuntut penulis untuk menulis dalam baris yang lurus. Ketika kita membeli kertas untuk menulis ia digaris dengan sebuah garis yang lurus. Tetapi bahkan setelah bertahun-tahun praktek, realitasnya adalah bahwa sedikit orang yang menulis dalam garis yang lurus.
Penyimpangan dari menulis di dalam sebuah garis yang lurus bukanlah perkecualian tetapi lebih merupakan norma. Di dalam beberapa kasus kelelahan dapat dianggap sebagai alasan untuk baris yang menurun.
Berbicara secara umum, baris yang menurun dapat disebabkan oleh depresi atau pesimisme. Pengalaman menunjukkan bahwa orang-orang yang berada di dalam mood yang tidak stabil bisa secara sementara menulis di dalam baris yang menurun.
Di sisi lain baris yang menaik dapat mengindikasikan optimisme. Ketika kita menulis, kita bergerak dari kiri ke kanan, dengan kata lain kita membuat kemajuan.
Aktivitas menulis oleh karenanya bisa diterjemahkan sebagai suatu gerakan ke arah masa depan. Dapat dikatakan ia mewakili harapan-harapan dan impian-impian kita.
Seseorang yang menulis dalam sebuah garis yang lurus mungkin juga lurus ke arah sasarannya sehari-hari. Jika seseorang menulis di dalam garis yang tepat lurus kita dapat mengatakan bahwa orang itu tidak mau mundur.
Orang-orang yang menulis dalam garis yang cembung (sebuah baris yang menaik kemudian menurun) memulai proyek mereka dengan ambisi dan antusiasme hanya untuk kehilangan minat dan menyerah sebelum tugas tersebut diselesaikan.
Orang-orang yang menulis dengan garis yang cekung (sebuah baris yang menurun kemudian menaik) mendekati tugas mereka dengan sedikit optimisme tetapi mendapatkan kepercayaan diri saat tugas tersebut mendekati selesai. Dari sampel sebanyak 1000 orang hanya 3 orang yang ditemukan menulis baris yang cekung.
Baris-baris yang merupakan anak tangga yang menaik sering ditemukan pada orang-orang yang mempunyai sedikit stamina. Anak tangga menurun sering ditemukan di para penulis yang dengan berani memerangi mood yang depresif. Baris yang bergelombang dan berliku-liku dapat menjadi indikatif dari kemurungan.
Ruang di antara Kata-Kata
Ruang di antara kata-kata bukanlah tidak sengaja. Ketika kita menulis kata-kata mengikuti satu sama lain seperti halnya di dalam berbicara.
Ketika seseorang berbicara dengan jeda-jeda hal itu bisa disebabkan mereka dibiasakan untuk mempertimbangkan dan merenungkan sebelum mereka bertindak. Ia juga bisa disebabkan orang terebut ingin membiarkan kata-kata tersebut meresap ke kesadaran para audiens.
Akan tetapi, di sisi lain jika jeda-jeda lebih berat dari pentingnya pembicaraan tersebut, maka kita dapat menyimpulkan si pembicara adalah sombong. Jika tidak ada jeda di antara kata-kata si penulis maka kita dapat mengatakan bahwa ini adalah orang yang senang bertindak. Orang ini juga bisa adalah impulsif.
Kadang-kadang kata-kata para penulis diberi jarak secara luas dan di saat lain diberi jarak dengan sempit. Kita dapat mengatakan penulis ini tidak stabil baik dalam pemikiran maupun emosi.
Ruang di antara Baris
Ruang di antara baris adalah yang paling mungkin direncanakan dengan sengaja. Ruang di antara baris-baris dapat digambarkan sebagai gambaran dari benak si penulis.
Seseorang yang menulis dengan ruang baris yang lebar mungkin menjalani kehidupan yang teratur dan sistemik. Orang-orang ini mempunyai kemampuan pelaksana dan kebijaksanaan. Tetapi jika ruang di antara baris menjadi terlalu lebar ia bisa mengindikasikan seseorang yang ingin menjaga jarak.
Ruang yang kecil di antara baris dapat mengindikasikan seseorang yang ingin berada di sekitar orang lain. Baris yang tumpang tindih bisa mengindikasikan seseorang yang menderita dari suatu penyakit emosional atau mental. Jika bagian bawah menurun ke dalam bagian atas baris berikutnya ia dapat mengindikasikan seseorang yang mempunyai impuls seksual yang kuat.
Margin
Margin kiri dipilih dengan sengaja. Mayoritas penulis akan mengakui beberapa kesengajaan di dalam pilihan yang terkait dengan lebar dari margin kiri. Hanya dalam beberapa kasus margin kiri dipilih dengan sengaja dengan tujuan semacam itu.
Lebar dari margin kiri dapat menjadi indikatif dari jarak yang ingin kita pertahankan ke orang-orang lain. Akan tetapi ini hanya memperlihatkan apa yang kita inginkan, karena adalah margin kanan yang tidak sengaja saja yang menunjukkan jarak yang sebenarnya kita terima.
Margin kiri yang lebar seringkali ada di dalam tulisan tangan orang-orang yang angkuh atau pemalu. Kesadaran diri orang-orang secara pathologis akan mengawasi dan mengendalikan baik margin kiri maupun margin kanan.
Banyak ahli Grafologi mengambil asumsi bahwa margin bagian atas ditentukan oleh pengaruh-pengaruh dari luar seperti kepala surat. Dapat dikatakan bahwa margin atas yang sempit memperlihatkan ketidak formalan dan margin yang lebar menunjukkan penarikan diri.
Tidak ada margin merupakan indikatif dari seseorang yang menginginkan tidak ada jarak di antara orang-orang lain. Mereka ingin menjadi satu dengan dunia.
Margin yang lebar adalah indikatif dari seseorang yang suka menarik diri.
Pena di dalam Menulis
Penampilan dari sebuah tulisan tangan dalam beberapa tingkat relevan dengan pena yang anda gunakan. Orang-orang sadar dengan fakta ini. Oleh karenanya orang-orang memberikan banyak pertimbangan terhadap pemilihan sebuah pena yang terasa natural bagi mereka.
Tetapi orang yang sama dengan pena yang sama menulis huruf atau kata dua kali dengan cara yang tepat sama.
Kemiringan
Dapat dikatakan oleh beberapa orang bahwa kemiringan ke kanan adalah kemiringan yang normal. Juga dapat dipersepsikan bahwa siapapun yang menulis dari kiri ke kanan secara alami menggunakan kemiringan ke kanan.
Tetapi kami mengetahui beberapa penulis yang tidak melakukannya.
Dalam interprestasi umum dari tulisan dapat dikatakan bahwa arah ke kiri diterjemahkan sebagai mengarah kepada ibu sebagaimana juga ke masa lalu. Tulisan yang miring ke kiri lebih sering terlihat pada wanita daripada pada pria. Kami sering melihat kemiringan ke kiri pada orang-orang yang memiliki gangguang keseimbangan di dalam kesetimbangan parentel.
Para penulis dengan kemiringan ke kiri secara umum jauh lebih dekat dengan para ibu mereka.
Kemiringan ke kanan atas ditemukan pada orang-orang yang sangat independen di dalam hidup. Mereka cenderung untuk tidak mempunyai kecondongan terhadap ayah maupun terhadap ibu.
Tulisan tangan yang sepenuhnya ke arah kanan atas adalah sangat jarang. Sesungguhnya ia hanya dapat dicapai dengan suatu penunjukkan kedisiplinan.
Kemiringan ke kanan adalah kemiringan yang paling lazim dan yang paling alami. Kemiringan ke kanan ditemukan di orang-orang yang tergesa-gesar, orang-orang yang tidak sabaran dan penulis yang aktif.
Tekanan dalam Menulis
Tekanan terhadap kertas disebut tekanan primer. Tekanan terhadap pegangan pena disebut tekanan sekunder.
Tekanan primer menunjukkan kekuatan dan vitalitas kita. Tekanan sekunder mengndikasikan sasaran dan pendirian di dalam diri kita.
Tekanan primer dapat dianalisa melalui kontras di antara coretan bagian tas yang lebih tipis dan coretan ke arah bawah yang lebih tebal. Tugasnya adalah mendefinisikan antara tekanan yang dihasilkan oleh keinginan dengan tekanan yang dihasilkan oleh rintangan. Tekanan yang asli akan terlihat secara alami. Tekanan yang dipaksakan terlihat dipaksakan dan bahkan menjerit.
Tekanan tambahan yang ekstrim sering terlihat di tangan para kriminal. Penulisan yang kurang tekanan sering telihat di tangan para penulis yang feminin.
Image Tubuh
Tubuh seseorang diproyeksikan di dalam tulisannya.
Sisi kirinya adalah ke kanan, dan sisi kanannya adalah ke bagian kirinya.
Dapat diungkapkan bahwa persilangan jalur neurologis yang biasa di dalam korelasi pusat otak-otot adalah relevan di sini.
Zona-Zona
Zona bagian atas menunjukkan bahwa apa yang seorang penulis fikirkan, bagaimana mereka berfikir, apa yang perjuangkan, imajinasi, kebanggan dan ide-ide etisnya.
Zona bagian bawah mengandung manifestasi dari hal-hal yang belum diketahui oleh si penulis.
Di sana kita melihat apa yang mengisi alam bawah sadar.
Di zona tengah rutinitas sehari-hari si penulis ditunjukkan.
Perilaku sosial, relasi, preferensi dan penolakan.
Simetri
Simetri adalah sebuah alat pengukur dari keseimbangan dan perkembangan di dalam diri si penulis.
Simetri digunakan untuk membentuk nilai gaya.
Ketika bagian atas dengan kita dikembangkan kita berurusan dengan orang dengan intelgensi dan ambisi.
Akan tetapi perkembangan emosional mereka masih bersifat kekanak-kanakan.
Jika bagian tengah dikembangkan dengan kuat ini adalah seseorang yang memiliki sentimental dan sensitifitas dan keprihatinan tentang diri mereka sendiri cenderung mengakibatkan rasa sakit emosional.
Jika zona bagian bawah dikembangkan secara berlebihan kita sedang berurusan dengan seorang penulis yang telalu perhatian terhadap uang.
Kemudahan untuk Dibaca
Kemudahan untuk dibaca adalah suatu ukuran dari rasa penuh arti dari si penulis.
Para penulis dengan tulisan yang mudah dibaca menjadi guru dan pembicara yang baik. Mereka tulus hati dan koperatif.
Tetapi hati-hati dengan orang yang memiliki tulisan yang sangat mudah dibaca yang sangat mengesankan. Orang-orang ini adalah serigala berbulu domba.
Ukuran Huruf
Ukuran sebuah huruf adalah indikatif dari kepercayaan diri si penulis.
Suatu huruf dapat berkembang ke empat arah, atas, bawah, kanan atau kiri.
Sebuah huruf juga bisa menjadi tinggi atau lebar.
Huruf-huruf besar yang tinggi adalah orang-orang yang menjadi menara di antara orang-orang lainnya.
Huruf awal yang tinggi datang dari orang-orang yang impresif.
Huruf besar yang kecil-kecil adalah orang-orang yang rendah hati secara alami.
Mereka berkonsentrasi pada fakta, bukan ide-ide.
Huruf yang lebar adalah orang yang ekstrovert.
Huruf-huruf yang sempit datang dari para penyendiri.
Hubungan antara Huruf-Huruf
Hubungan antara huruf-huruf menunjukkan sikap si penulis terhadap orang lain.
Di dalam menulis ada tiga hubungan yang terutama digunakan, karangan bunga, gang beratap dan sudut.
Karangan bunga yang mendalam mengindikasi orang-orang yang menganggap hal-hal sebagai terlalu tragis.
Karangan bunga yang tertutup adalah orang-orang yang cenderung perhitungan.
Karangan bunga yang datar cenderung datang dari orang-orang bisnis yang praktis.
Karangan bunga yang persegi cendrung datang dari orang-orang berfikiran sempit.
Karangan bunga berpenyangga datang dari orang yang memerlukan dukungan emosional di dalam kehidupan mereka.
Gang beratap yang umum menunjukkan orang-orang yang mengandalkan insting.
Gang beratap yang tinggi menunjukkan bakat artistik. Gang beratap yang rendah menunjukkan hipokrasi.
Sudut yang umum menunjukkan orang-orang yang memiliki kontradiksi di dalam perasaan.
Ruang di antara Huruf-Huruf
Ruang di antara huruf menunjukkan tingkatan penulis tersebut mengandalkan intuisi mereka sendiri.
Ketika semua huruf dihubungkan ia mengindikasikan seseorang dengan pemikiran yang logis dan simetris.
Ketika hanya beberapa huruf yang tidak dihubungkan ia menunjukkan seorang pemikir yang artistik dan intuitif.
Ketika sebagian besar huruf tidak dihubungkan ia menunjukkan seseorang yang egosentris.
Kurangnya coretan akhir mengindikasikan seseorang yang pemalu.
Ketika huruf pertama berdiri terpisah ia menunjukkan orang yang berhati-hati.
Kecepatan Menulis
Kecepatan tertentu melengkapi kita dengan suatu variasi dari karakteristik manusia.
Penulisan spontan: ambisi, aktivitas, insability, tidak mau diam, tidak sabaran, berfikir cepat.
Penulisan yang tidak spontan: tidak fleksibel, berhati-hati, melempem, perencana, pembuat skema.
Coretan yang Menutupi
Ada dua interprestasi dari coretan yang menutupi.
Halangan dan ketidak tulusan adalah arti dasar dari coretan yang disembunyikan.
Dalam huruf pertama: ambisi yang frustasi
Di zona bagian atas: suka berahasia
Di zona bagian tengah: delusi emosional
Di karangan bunga: malu-malu
Di gang beratap: licik
Di dalam sudut: penipu.
Grafologi
Analisis tulisan tangan disebut sebagai Grafologi. Tulisan tangan juga bisa dianggap sebagai “tulisan otak”. Ia merupakan suatu ekspresi dari keseluruhan kepribadian. Menulis adalah gerakan yang ekspresif dan gerakan ini mempunyai arti dan interprestasi di sana. Grafologi adalah studi tentang tulisan tangan dan hubungan yang ia miliki dengan perilaku seseorang.
Ada tiga sistem utama dari grafologi. Di dalam Grafologi Holistik profil seseorang dibentuk atas dasar Bentuk, Gerakan dan Ruang. Grafologi Integratif dibangun atas dasar bahwa bentuk coretan yang spesifik berhubungan dengan ciri-ciri kepribadian. Analisis Simbolik didasarkana atas analisis simbol-simbol yang terlihat di dalam tulisan tangan. Setiap sistem dari grafologi mempunyai kosa katanya sendiri yang membuat arti dari kata-kata tersebut berbeda.
Grafologi secara aktif telah digunakan di dalam menyusun profil untuk Ketenaga Kerjaan, Kemitraan Bisnis dan Kecocokan Pernikahan. Di Swiss, kurang lebih 80 persen dari perusahaan-perusahaan besar menggunakan Grafologi di dalam prosedur perekrutan mereka. Penyelidikian dokumen forensik bukanlah Grafologi karena ia hanya digunakan untuk menentukan apakah sebuah dokumen benar atau tidak ditulis oleh orang yang dimaksud.
Sejarah Grafologi
Sebagian besar yang kita ketahui tentang Grafologi berasal dari beberapa ratus tahun terakhir. Buku pertama yang diketahui tentang Grafologi dipublikasikan di tahun 1622 oleh Camillo Baldi, seorang doktor pengobatan dan filosofi Italia. Di tahun 1872, Jean Michon mempublikasikan bukunya tentang Grafologi yang menjadi acuan tentang subyek tersebut di masa itu. Dengan segera, universita-universitas Eropa mulai menawarkan gelar Ph.D atau Master di bidang Grafologi. Dengan perkembangan psikologi sebagai sebuah profesi begitu juga studi Grafologi berkembang.
Melakukan suatu Analisis Grafologi
Anda akan memerlukan sebuah sampel tulisan tangan spontan yang ditulis di atas kertas biasa yang menggunakan sebuah bolpoin atau pena dengan tidak kurang dari 12 baris panjanganya dengan sebuah tanda tangan. Umur dan jenis kelamin dari si penulis. Instrumen-instrumen Grafologi yang diperlukan adalah sebuah kaca pembesar, mistar plastik yang menunjukkan ukuran milimeter dan sebuah busur derajat untuk menilai kemiringan dari tulisan tersebut.
Seberapa akurat Grafologi? Banyak bergantung pada kemampuan orang yang melakukan analisis Grafologi. Sebagai sebuah indikator kepribadian dan perilaku, Grafologi sekitar 80-90% akurat.
Arah Baris
Instruksi pada saat menulis biasanya menuntut penulis untuk menulis dalam baris yang lurus. Ketika kita membeli kertas untuk menulis ia digaris dengan sebuah garis yang lurus. Tetapi bahkan setelah bertahun-tahun praktek, realitasnya adalah bahwa sedikit orang yang menulis dalam garis yang lurus.
Penyimpangan dari menulis di dalam sebuah garis yang lurus bukanlah perkecualian tetapi lebih merupakan norma. Di dalam beberapa kasus kelelahan dapat dianggap sebagai alasan untuk baris yang menurun.
Berbicara secara umum, baris yang menurun dapat disebabkan oleh depresi atau pesimisme. Pengalaman menunjukkan bahwa orang-orang yang berada di dalam mood yang tidak stabil bisa secara sementara menulis di dalam baris yang menurun.
Di sisi lain baris yang menaik dapat mengindikasikan optimisme. Ketika kita menulis, kita bergerak dari kiri ke kanan, dengan kata lain kita membuat kemajuan.
Aktivitas menulis oleh karenanya bisa diterjemahkan sebagai suatu gerakan ke arah masa depan. Dapat dikatakan ia mewakili harapan-harapan dan impian-impian kita.
Seseorang yang menulis dalam sebuah garis yang lurus mungkin juga lurus ke arah sasarannya sehari-hari. Jika seseorang menulis di dalam garis yang tepat lurus kita dapat mengatakan bahwa orang itu tidak mau mundur.
Orang-orang yang menulis dalam garis yang cembung (sebuah baris yang menaik kemudian menurun) memulai proyek mereka dengan ambisi dan antusiasme hanya untuk kehilangan minat dan menyerah sebelum tugas tersebut diselesaikan.
Orang-orang yang menulis dengan garis yang cekung (sebuah baris yang menurun kemudian menaik) mendekati tugas mereka dengan sedikit optimisme tetapi mendapatkan kepercayaan diri saat tugas tersebut mendekati selesai. Dari sampel sebanyak 1000 orang hanya 3 orang yang ditemukan menulis baris yang cekung.
Baris-baris yang merupakan anak tangga yang menaik sering ditemukan pada orang-orang yang mempunyai sedikit stamina. Anak tangga menurun sering ditemukan di para penulis yang dengan berani memerangi mood yang depresif. Baris yang bergelombang dan berliku-liku dapat menjadi indikatif dari kemurungan.
Ruang di antara Kata-Kata
Ruang di antara kata-kata bukanlah tidak sengaja. Ketika kita menulis kata-kata mengikuti satu sama lain seperti halnya di dalam berbicara.
Ketika seseorang berbicara dengan jeda-jeda hal itu bisa disebabkan mereka dibiasakan untuk mempertimbangkan dan merenungkan sebelum mereka bertindak. Ia juga bisa disebabkan orang terebut ingin membiarkan kata-kata tersebut meresap ke kesadaran para audiens.
Akan tetapi, di sisi lain jika jeda-jeda lebih berat dari pentingnya pembicaraan tersebut, maka kita dapat menyimpulkan si pembicara adalah sombong. Jika tidak ada jeda di antara kata-kata si penulis maka kita dapat mengatakan bahwa ini adalah orang yang senang bertindak. Orang ini juga bisa adalah impulsif.
Kadang-kadang kata-kata para penulis diberi jarak secara luas dan di saat lain diberi jarak dengan sempit. Kita dapat mengatakan penulis ini tidak stabil baik dalam pemikiran maupun emosi.
Ruang di antara Baris
Ruang di antara baris adalah yang paling mungkin direncanakan dengan sengaja. Ruang di antara baris-baris dapat digambarkan sebagai gambaran dari benak si penulis.
Seseorang yang menulis dengan ruang baris yang lebar mungkin menjalani kehidupan yang teratur dan sistemik. Orang-orang ini mempunyai kemampuan pelaksana dan kebijaksanaan. Tetapi jika ruang di antara baris menjadi terlalu lebar ia bisa mengindikasikan seseorang yang ingin menjaga jarak.
Ruang yang kecil di antara baris dapat mengindikasikan seseorang yang ingin berada di sekitar orang lain. Baris yang tumpang tindih bisa mengindikasikan seseorang yang menderita dari suatu penyakit emosional atau mental. Jika bagian bawah menurun ke dalam bagian atas baris berikutnya ia dapat mengindikasikan seseorang yang mempunyai impuls seksual yang kuat.
Margin
Margin kiri dipilih dengan sengaja. Mayoritas penulis akan mengakui beberapa kesengajaan di dalam pilihan yang terkait dengan lebar dari margin kiri. Hanya dalam beberapa kasus margin kiri dipilih dengan sengaja dengan tujuan semacam itu.
Lebar dari margin kiri dapat menjadi indikatif dari jarak yang ingin kita pertahankan ke orang-orang lain. Akan tetapi ini hanya memperlihatkan apa yang kita inginkan, karena adalah margin kanan yang tidak sengaja saja yang menunjukkan jarak yang sebenarnya kita terima.
Margin kiri yang lebar seringkali ada di dalam tulisan tangan orang-orang yang angkuh atau pemalu. Kesadaran diri orang-orang secara pathologis akan mengawasi dan mengendalikan baik margin kiri maupun margin kanan.
Banyak ahli Grafologi mengambil asumsi bahwa margin bagian atas ditentukan oleh pengaruh-pengaruh dari luar seperti kepala surat. Dapat dikatakan bahwa margin atas yang sempit memperlihatkan ketidak formalan dan margin yang lebar menunjukkan penarikan diri.
Tidak ada margin merupakan indikatif dari seseorang yang menginginkan tidak ada jarak di antara orang-orang lain. Mereka ingin menjadi satu dengan dunia.
Margin yang lebar adalah indikatif dari seseorang yang suka menarik diri.
Pena di dalam Menulis
Penampilan dari sebuah tulisan tangan dalam beberapa tingkat relevan dengan pena yang anda gunakan. Orang-orang sadar dengan fakta ini. Oleh karenanya orang-orang memberikan banyak pertimbangan terhadap pemilihan sebuah pena yang terasa natural bagi mereka.
Tetapi orang yang sama dengan pena yang sama menulis huruf atau kata dua kali dengan cara yang tepat sama.
Kemiringan
Dapat dikatakan oleh beberapa orang bahwa kemiringan ke kanan adalah kemiringan yang normal. Juga dapat dipersepsikan bahwa siapapun yang menulis dari kiri ke kanan secara alami menggunakan kemiringan ke kanan.
Tetapi kami mengetahui beberapa penulis yang tidak melakukannya.
Dalam interprestasi umum dari tulisan dapat dikatakan bahwa arah ke kiri diterjemahkan sebagai mengarah kepada ibu sebagaimana juga ke masa lalu. Tulisan yang miring ke kiri lebih sering terlihat pada wanita daripada pada pria. Kami sering melihat kemiringan ke kiri pada orang-orang yang memiliki gangguang keseimbangan di dalam kesetimbangan parentel.
Para penulis dengan kemiringan ke kiri secara umum jauh lebih dekat dengan para ibu mereka.
Kemiringan ke kanan atas ditemukan pada orang-orang yang sangat independen di dalam hidup. Mereka cenderung untuk tidak mempunyai kecondongan terhadap ayah maupun terhadap ibu.
Tulisan tangan yang sepenuhnya ke arah kanan atas adalah sangat jarang. Sesungguhnya ia hanya dapat dicapai dengan suatu penunjukkan kedisiplinan.
Kemiringan ke kanan adalah kemiringan yang paling lazim dan yang paling alami. Kemiringan ke kanan ditemukan di orang-orang yang tergesa-gesar, orang-orang yang tidak sabaran dan penulis yang aktif.
Tekanan dalam Menulis
Tekanan terhadap kertas disebut tekanan primer. Tekanan terhadap pegangan pena disebut tekanan sekunder.
Tekanan primer menunjukkan kekuatan dan vitalitas kita. Tekanan sekunder mengndikasikan sasaran dan pendirian di dalam diri kita.
Tekanan primer dapat dianalisa melalui kontras di antara coretan bagian tas yang lebih tipis dan coretan ke arah bawah yang lebih tebal. Tugasnya adalah mendefinisikan antara tekanan yang dihasilkan oleh keinginan dengan tekanan yang dihasilkan oleh rintangan. Tekanan yang asli akan terlihat secara alami. Tekanan yang dipaksakan terlihat dipaksakan dan bahkan menjerit.
Tekanan tambahan yang ekstrim sering terlihat di tangan para kriminal. Penulisan yang kurang tekanan sering telihat di tangan para penulis yang feminin.
Image Tubuh
Tubuh seseorang diproyeksikan di dalam tulisannya.
Sisi kirinya adalah ke kanan, dan sisi kanannya adalah ke bagian kirinya.
Dapat diungkapkan bahwa persilangan jalur neurologis yang biasa di dalam korelasi pusat otak-otot adalah relevan di sini.
Zona-Zona
Zona bagian atas menunjukkan bahwa apa yang seorang penulis fikirkan, bagaimana mereka berfikir, apa yang perjuangkan, imajinasi, kebanggan dan ide-ide etisnya.
Zona bagian bawah mengandung manifestasi dari hal-hal yang belum diketahui oleh si penulis.
Di sana kita melihat apa yang mengisi alam bawah sadar.
Di zona tengah rutinitas sehari-hari si penulis ditunjukkan.
Perilaku sosial, relasi, preferensi dan penolakan.
Simetri
Simetri adalah sebuah alat pengukur dari keseimbangan dan perkembangan di dalam diri si penulis.
Simetri digunakan untuk membentuk nilai gaya.
Ketika bagian atas dengan kita dikembangkan kita berurusan dengan orang dengan intelgensi dan ambisi.
Akan tetapi perkembangan emosional mereka masih bersifat kekanak-kanakan.
Jika bagian tengah dikembangkan dengan kuat ini adalah seseorang yang memiliki sentimental dan sensitifitas dan keprihatinan tentang diri mereka sendiri cenderung mengakibatkan rasa sakit emosional.
Jika zona bagian bawah dikembangkan secara berlebihan kita sedang berurusan dengan seorang penulis yang telalu perhatian terhadap uang.
Kemudahan untuk Dibaca
Kemudahan untuk dibaca adalah suatu ukuran dari rasa penuh arti dari si penulis.
Para penulis dengan tulisan yang mudah dibaca menjadi guru dan pembicara yang baik. Mereka tulus hati dan koperatif.
Tetapi hati-hati dengan orang yang memiliki tulisan yang sangat mudah dibaca yang sangat mengesankan. Orang-orang ini adalah serigala berbulu domba.
Ukuran Huruf
Ukuran sebuah huruf adalah indikatif dari kepercayaan diri si penulis.
Suatu huruf dapat berkembang ke empat arah, atas, bawah, kanan atau kiri.
Sebuah huruf juga bisa menjadi tinggi atau lebar.
Huruf-huruf besar yang tinggi adalah orang-orang yang menjadi menara di antara orang-orang lainnya.
Huruf awal yang tinggi datang dari orang-orang yang impresif.
Huruf besar yang kecil-kecil adalah orang-orang yang rendah hati secara alami.
Mereka berkonsentrasi pada fakta, bukan ide-ide.
Huruf yang lebar adalah orang yang ekstrovert.
Huruf-huruf yang sempit datang dari para penyendiri.
Hubungan antara Huruf-Huruf
Hubungan antara huruf-huruf menunjukkan sikap si penulis terhadap orang lain.
Di dalam menulis ada tiga hubungan yang terutama digunakan, karangan bunga, gang beratap dan sudut.
Karangan bunga yang mendalam mengindikasi orang-orang yang menganggap hal-hal sebagai terlalu tragis.
Karangan bunga yang tertutup adalah orang-orang yang cenderung perhitungan.
Karangan bunga yang datar cenderung datang dari orang-orang bisnis yang praktis.
Karangan bunga yang persegi cendrung datang dari orang-orang berfikiran sempit.
Karangan bunga berpenyangga datang dari orang yang memerlukan dukungan emosional di dalam kehidupan mereka.
Gang beratap yang umum menunjukkan orang-orang yang mengandalkan insting.
Gang beratap yang tinggi menunjukkan bakat artistik. Gang beratap yang rendah menunjukkan hipokrasi.
Sudut yang umum menunjukkan orang-orang yang memiliki kontradiksi di dalam perasaan.
Ruang di antara Huruf-Huruf
Ruang di antara huruf menunjukkan tingkatan penulis tersebut mengandalkan intuisi mereka sendiri.
Ketika semua huruf dihubungkan ia mengindikasikan seseorang dengan pemikiran yang logis dan simetris.
Ketika hanya beberapa huruf yang tidak dihubungkan ia menunjukkan seorang pemikir yang artistik dan intuitif.
Ketika sebagian besar huruf tidak dihubungkan ia menunjukkan seseorang yang egosentris.
Kurangnya coretan akhir mengindikasikan seseorang yang pemalu.
Ketika huruf pertama berdiri terpisah ia menunjukkan orang yang berhati-hati.
Kecepatan Menulis
Kecepatan tertentu melengkapi kita dengan suatu variasi dari karakteristik manusia.
Penulisan spontan: ambisi, aktivitas, insability, tidak mau diam, tidak sabaran, berfikir cepat.
Penulisan yang tidak spontan: tidak fleksibel, berhati-hati, melempem, perencana, pembuat skema.
Coretan yang Menutupi
Ada dua interprestasi dari coretan yang menutupi.
Halangan dan ketidak tulusan adalah arti dasar dari coretan yang disembunyikan.
Dalam huruf pertama: ambisi yang frustasi
Di zona bagian atas: suka berahasia
Di zona bagian tengah: delusi emosional
Di karangan bunga: malu-malu
Di gang beratap: licik
Di dalam sudut: penipu.
GRAFOLOGI TULISAN TANGAN
Grafologi -lmu tentang tulisan tangan- Ilmu ini bisa ngasi pandangan mengenai kepribadian, sering jg dipakai para pelaku bisnis yang nyewa ahli grafologi untuk mempelajari orang-orang yang ingin mereka pekerjakan, juga digunakan pihak kepolisian untuk mempelajari catatan-catatan yang ditinggalkan para kriminal.
Yang mana nih kira-kira personality anda? Tulis skrg juga tanda tangan anda di secarik kertas, lalu baca penjelasan dibawah ini.
1. Kalau tulisan anda besar. Anda gemar berpikir muluk-muluk. Anda adalah orang yang senang diperhatikan
2. Kalau tulisan anda kecil. Anda tertarik sama hal-hal detail, dan anda tidak suka diperhatikan banyak orang
3. Kalau tulisan anda miring ke kanan. Anda gemar menunjukkan perasaan anda. Anda suka bergaul, aktif dan terus bergerak
4. Kalau tulisan anda miring ke kiri. Anda suka menyimpan emosi. Anda kurang suka keluar dan menghadapi dunia
5. Kalau tulisan anda miring ke atas. Berarti anda optimis
6. Kalau tulisan anda miring ke bawah. Anda capai atau sedih karena suatu hal
7. Kalau tulisan anda tegak lurus. Anda netral dan tidak emosional tentang berbagai masalah. Anda bisa mengandalkan diri sendiri, tenang dan bisa mengendalikan diri
8. Kalau tulisan anda miring ke segala arah. Anda adalah orang yang sulit diramalkan. Anda belum memutuskan kemana arah tujuan anda dalam hidup (Biasanya dimiliki oleh remaja)
9. Kalau tulisan anda sempit. Anda cenderung ekonomis dan punya pandangan yang "sempit" terhadap berbagai masalah.
10. Kalau tulisan anda lebar, anda sepertinya memiliki kecenderungan untuk sulit bisa diatur dalam peraturan, hukum, norma. Anda merasa terus menerus membutuhkan ruangan untuk bergerak dan berpikir dengan bebas.
11. Kalau tulisan anda gelap (nulisnya terlalu menekan), anda adalah seseorang yang bertekad bulat dan tertarik bwat melakukan sesuatu. Bisa jadi ini karena anda merasa dibawah tekanan buat menyelesaikan semua masalah
12. Kalau tulisan anda ringan (soalnya nulisnya nggan nekan), anda adalah seseorang yang nggak suka kekerasan, suara-suara keras, dan sinar terang. Anda sensitif, halus dan cepat mengerti
13. Kalau huruf-huruf anda nggak nyambung. Ini berarti anda orangnya berkonsentrasi pada detail, dan bukan gambar keseluruhan, anda punya ide-ide original
14. Kalau huruf-huruf anda nyambung, anda berarti menyukai logika dan aturan. Anda pandai dalam memahami hubungan dan bagaimana semua hal saling berhubungan
15. Kalau tulisan anda renggang-renggang, ini artinya anda butuh ruangan. Kadang- kadang anda tampak tersingkir. Anda berpikir jernih dan punya pikiran yang nggak macem macem
16. Kalau tulisan anda dempet-dempet, anda adalah orang yang suka sekali bergauol dan suka berkumpul dengan banyak orang.
17. Kalau anda punya cara nggak biasa dalam mencoret huruf 't' dan memberi titik pada huruf 'i', berarti anda orang yang kreatif
18. Kalau huruf-huruf yang seharusnya tertutup -seperti 'a', 'b', 'd', 'o' dan 'p'- dalam tulisan anda terbuka, anda orang yang berpikiran terbuka.
Tulisan tangan kita berubah-rubah? karena tulisan merupakan outer self. Tulisan keluar dg pribadi kita saat menulis. Dari tulisan kita, bisa terlihat apa yg dicitrakan, dan apa yg sebenarnya dirasakan. Jenis tandatangan yg semakin tidak terbaca, semakin ada yg disembunyikan dari diri Anda dan tidak ingin diketahui orang lain.
Yang mana nih kira-kira personality anda? Tulis skrg juga tanda tangan anda di secarik kertas, lalu baca penjelasan dibawah ini.
1. Kalau tulisan anda besar. Anda gemar berpikir muluk-muluk. Anda adalah orang yang senang diperhatikan
2. Kalau tulisan anda kecil. Anda tertarik sama hal-hal detail, dan anda tidak suka diperhatikan banyak orang
3. Kalau tulisan anda miring ke kanan. Anda gemar menunjukkan perasaan anda. Anda suka bergaul, aktif dan terus bergerak
4. Kalau tulisan anda miring ke kiri. Anda suka menyimpan emosi. Anda kurang suka keluar dan menghadapi dunia
5. Kalau tulisan anda miring ke atas. Berarti anda optimis
6. Kalau tulisan anda miring ke bawah. Anda capai atau sedih karena suatu hal
7. Kalau tulisan anda tegak lurus. Anda netral dan tidak emosional tentang berbagai masalah. Anda bisa mengandalkan diri sendiri, tenang dan bisa mengendalikan diri
8. Kalau tulisan anda miring ke segala arah. Anda adalah orang yang sulit diramalkan. Anda belum memutuskan kemana arah tujuan anda dalam hidup (Biasanya dimiliki oleh remaja)
9. Kalau tulisan anda sempit. Anda cenderung ekonomis dan punya pandangan yang "sempit" terhadap berbagai masalah.
10. Kalau tulisan anda lebar, anda sepertinya memiliki kecenderungan untuk sulit bisa diatur dalam peraturan, hukum, norma. Anda merasa terus menerus membutuhkan ruangan untuk bergerak dan berpikir dengan bebas.
11. Kalau tulisan anda gelap (nulisnya terlalu menekan), anda adalah seseorang yang bertekad bulat dan tertarik bwat melakukan sesuatu. Bisa jadi ini karena anda merasa dibawah tekanan buat menyelesaikan semua masalah
12. Kalau tulisan anda ringan (soalnya nulisnya nggan nekan), anda adalah seseorang yang nggak suka kekerasan, suara-suara keras, dan sinar terang. Anda sensitif, halus dan cepat mengerti
13. Kalau huruf-huruf anda nggak nyambung. Ini berarti anda orangnya berkonsentrasi pada detail, dan bukan gambar keseluruhan, anda punya ide-ide original
14. Kalau huruf-huruf anda nyambung, anda berarti menyukai logika dan aturan. Anda pandai dalam memahami hubungan dan bagaimana semua hal saling berhubungan
15. Kalau tulisan anda renggang-renggang, ini artinya anda butuh ruangan. Kadang- kadang anda tampak tersingkir. Anda berpikir jernih dan punya pikiran yang nggak macem macem
16. Kalau tulisan anda dempet-dempet, anda adalah orang yang suka sekali bergauol dan suka berkumpul dengan banyak orang.
17. Kalau anda punya cara nggak biasa dalam mencoret huruf 't' dan memberi titik pada huruf 'i', berarti anda orang yang kreatif
18. Kalau huruf-huruf yang seharusnya tertutup -seperti 'a', 'b', 'd', 'o' dan 'p'- dalam tulisan anda terbuka, anda orang yang berpikiran terbuka.
Tulisan tangan kita berubah-rubah? karena tulisan merupakan outer self. Tulisan keluar dg pribadi kita saat menulis. Dari tulisan kita, bisa terlihat apa yg dicitrakan, dan apa yg sebenarnya dirasakan. Jenis tandatangan yg semakin tidak terbaca, semakin ada yg disembunyikan dari diri Anda dan tidak ingin diketahui orang lain.
Langganan:
Postingan (Atom)