Minggu, Februari 24, 2013

GRAFOLOGI TULISAN TANGAN IV

Grafologi adalah ilmu atau seni membaca tulisan tangan seseorang. Mirip seperti dna atau sidik jari seseorang, yang punya keunikan tersendiri untuk mencirikan keunikan seorang manusia. Manusia diciptakan memang sangat unik dan tidak ada yang sama.

Grafologi bisa dipelajari dengan sederhana dan tidak sulit untuk bisa mempelajarinya. Bagaimana cara untuk mempelajarinya? Mari kita lihat!

1.Besar Kecilnya Tulisan.
Dilihat dari sudut pandang besar kecilnya tulisan terdapat empat kriteria penting yaitu : kecil, sedang, besar, dan sangat besar.
Tulisan yang berukuran kecil menunjukkan sifat pendiam, sering menyendiri tapi punya otak yang cemerlang dan pikirannya selalu ilmiah.
Tulisan tangan yang ditulis kecil-kecil tapi jelas mudah untuk dibaca menunjukkan penulisnya pandai, juga punya konsentrasi kuat, walau sayang tipe ini kadang suka sekali menonjolkan keilmuannya. Sedangkan jika tulisan tangan kecil dan susah membacanya berarti sang penulis adalah orang bertipe mandiri dalam hidupnya.
Tulisan tangan sedang, mengandung makna bahwa penulisannya adalah orang yang sangat terpaku kepada tradisi kuno, atau hal-hal yang bersifat formil modern. Sangat jitu dalam penggunaan logika untuk dasar referensi keputusan-keputusannya.
Jenis tulisan tangan yang besar menunjukkan besarnya ambisi seseorang namun murah hati dan selalu ingin dihargai oleh orang lain, di samping suka melebihkan omong-omongan yang kurang perlu. Sedangkan untuk jenis tulisan tangan yang sangat besar menunjukkan bahwa penulisnya sangat hati-hati dalam segala hal, gemar membuat perhatian bagi sekelilingnya, banyak over aktingnya dalam mencari perhatian.2. Gaya Tulisan.Dalam spesifikasi Gaya Tulisan ini terbagi ke dalam lima sub. Masing-masing, adalah :

2.Gaya Sambung Biasa
Orang yang punya model tulisan begini biasanya senang memberi respon pada setiap masalah, bisa menerima ide dari orang lain, mudah bergaul dan disenangi teman. Baginya berbakat untuk menjadi seorang pemimpin.

3.Gaya Sambung Berbentuk Petak
Mengandung arti penulisnya mudah dipengaruhi, selalu menilai enteng setiap persoalan, hingga tindakannya kadang terkesan sembrono, tanpa pemikiran matang.

4.Gaya Sambung Berliku

Tulisan yang banyak luka-likunya, mengandung makna bahwa penulisnya sangat formil, hati-hati dan sering menonjolkan status, namun umumnya sifat mereka pendiam, gemar menyendiri dan biasanya banyak memiliki keahlian atau bakat.

5.Gaya Lurus dan Lancip

Tulisan tangan model demikian menunjukkan penulisnya orang agresif, sangat tekun mengerjakan sesuatu, walau kadang enggan berkompromi dengan orang lain. Bila lancipnya pada huruf awal saja maka pertanda dirinya orang yang banyak mengalami konflik psikologis, sehingga kadang bersikap agresif.

6.Gaya Campuran

Bentuk tulisan bersambung yang tak karuan menuliskan cepat, dan kadang sukar membacanya hal ini mengandung arti bahwa penulisnya adalah orang yang biasa berpikir cepat, kreatif tapi paling tersinggung kalau dikritik. Bahkan, bila tidak sesuai dengan kehendaknya jangan harap orang bisa mendapatkan bantuannya karena dia paling doyan mengelak dalam memberi pertolongan.

3. Kemiringan Tulisan

Bentuk kemiringan tulisan tangan, apakah itu miring ke kiri atau ke kanan, atau tegak lurus.
Mereka yang tulisannya miring ke kiri menunjukkan penulisnya bersikap tertutup (introvet). Segala sesuatu diukur menurut penilainnya sendiri atau menurut ukuran masa lampau. Disamping mempunyai sikap konservatif, orang dengan tipe tulisan ini sangat individualis.
Jenis tulisan miring ke kanan, menandakan orang yang ramah, aktif dan bersikap terbuka (extropet), berani menghadapi tantangan baru. Dalam bekerja kata hatinya merupakan power yang penting, tapi dalam hal yang kurang dikuasai dia lebih banyak untuk menanyakan kepada ahlinya.
Tulisan tangan yang bentuknya tegak, mengandung arti bahwa penulisnya adalah tipe orang yang tak suka banyak diatur. Baginya dia adalah miliknya sendiri, kebebasan menjadi hobinya dalam mengerjakan sesuatu tindakan, namun kontrol diri tidak pernah lepas dalam memilah dan memilih hal yang dianggapnya positif.

4. Tekanan Tulisan
Bila kita memperhatikan bekas tulisan tangan seseorang akan ditemukan tampak goresan tekanan tulisan seperti tercetak di baliknya. Dengan memperhatikan bekas goresan yang tercetak di balik kertas kita akan dapat mengetahui dan menebak bagaimana kepribadian dan tingkah laku si penulisnya.
Tekanan yang halus berarti pembawaannya tenang, tapi mudah atau tidaknya dibaca itu bukan persoalan. Sedangkan tulisan yang bekas tekanannya tercetak jelas dibelakangnya menandakan penulisnya punya sifat kaku dan formal. Karenanya orang ini sulit untuk bisa cepat menyesuaikan diri dalam pergaulan, namun dia menganggap bersikap demikian penting baginya agar dihargai orang lain.

5. Bentuk Huruf Awal
Diantara orang ada yang gemar memainkan bentuk tulisannya, terutama bentuk awal tulisannya. Beberapa ciri dan kecenderungan karakter si penulis adalah sebagai berikut :

5.1 Bentuk Jangkar
Disebut bentuk jangkar karena memang huruf awal tulisnya dalam bentuk jangkar. Tulisan ini memberi tanda bahwa yang memiliki tulisan cenderung bersikap kurang dewasa dan kurang percaya diri dalam menjalani hidup. Dia banyak bersikap pasif.

5.2 Bentuk Busur
Disebut bentuk busur karena memang bentuk awalnya membentuk busur seperti ditarik. Pemilik tulisan ini biasanya cepat puas dengan hasil yang dicapai, dan hidupnya sangat berpandangan kuat akan nilai-nilai religius.

5.3 Bentuk Memanjang
Huruf awal memanjang yang dituliskan pelan-pelan, menunjukkan bahwa orangnya terlalu berhati-hati dalam merencanakan masa depan. Panjanganya huruf awal menunjukkan kelambatan kerja dan pemborosan waktu.

5.4 Bentuk memanjang dari bawah
Bentuk memanjang dari bawah bila digoreskan secara kilat menunjukkan penulisannya orang yang agresif dan cepat menyelesaikan pekerjaan, disamping gemar melakukan berbagai eksprimen.

Marjin dan Kemiringan Tulisan juga Mengungkap Karakter Seseorang

Mengungkapkan kualitas pendidikan dan sosial.
Marjin atas lebar: cenderung menarik diri dan menjaga jarak dengan orang lain, bersifat formal, hormat terhadap orang lain.
Marjin atas sempit: menyukai formalitas.
Marjin bawah lebar: rasa takut terhadap seks, idealis, kurang bersahabat, mementingkan keterampilan luar, adanya trauma emosional.
Marjin bawah sempit: mempunyai naluri suka menimbun, sok akrab, kurang hati-hati, sentimental, materialistis, mudah lelah, kurang bisa berkomunikasi.
Marjin kiri lebar: latar belakang kebudayaan yang baik, intelejensi, rasa seni, selalu ingin berkembang dan aktif.
Marjin kiri sempit: persahabatan yang tidak pandang bulu, picik, pendiam, hipersensitif, hati-hati, ingin menghindari tekanan.
Marjin kanan lebar: ketakutan akan masa depan.
Marjin kanan sempit: pendekatan lebih berhati-hati terhadap calon teman dan dunia secara umum, kurangnya sikap memilih-milih, murah hati, sembrono, ketidaksabaran, ingin segera keluar dari masalah.
Rata: memiliki pikiran yang teratur dan mata yang artistik.
Satu halaman penuh tulisan tanpa ada jarak spasi: picik, banyak bicara.
Satu halaman hampir semuanya bermarjin: penakut, tertekan, tidak pernah puas.
Marjin kiri acak-acakan: depresi temporer.
Marjin kiri semakin melebar ketika tulisan turun: bermakna tulisan cepat dan spontan, kesulitan untuk menggunakan waktu.
Marjin kiri semakin menyempit ketika tulisan turun: cenderung memulai tugas yang berani.
Marjin sempit di sisi kiri dan kanan: tidak melihat berbagai hal dari segi pandangan masyarakat lainnya, tidak melihat dirinya dengan baik.
Marjin kiri tidak rata: tidak bisa menyesuaikan diri dengan masyarakat, suka melawan, suka menyimpang, tidak disiplin.
Tidak ada marjin: sibuk, berusaha keras, pelit, egois.

KEMIRINGAN

Ke kiri: berhubungan dengan masa lalu dan hal-hal yang negatif.
Vertikal: berhubungan dengan pengendalian dan formalitas.
Ke kanan: berhubungan dengan masa depan dan hal-hal yang positif.
Ke kanan: ekstrover, kepribadian yang bebas disertai kebutuhan dan kapasitas untuk kontak manusiawi, keinginan memberi dan menerima afeksi, mudah berkomunikasi, bersahabat, responsif, suportif, kurang sabar, tidak tenang, tergesa-gesa, aktif. Positifnya: keaktifan, simpati, kemampuan bergaul. Negatifnya: ketidaksabaran, ketergesa-gesaan, kepanikan.
Terlalu ke kanan: makin suka bergaul tetapi dengan kendali emosi yang lebih rendah, mudah bosan, mudah gelisah, banyak teman dekat
Sedikit ke kanan: membutuhkan orang lain, berpandangan ke luar, ekstrover
Ke kiri: introver, dituntun oleh pikiran ketimbang emosi, mudah tersinggung. Positifnya: kontrol diri, sikap hemat, pemikiran yang konservatif. Negatifnya: keegoisan, ketakutan terhadap masa depan, mengucilkan diri
Terlalu ke kiri: introspektif, gugup, pemimpi
Sedikit ke kiri: banyak menggunakan pikirannya, agak introver
Vertikal: independen, tidak ekstrover dan juga tidak introver, tidak tergantung pada orang atau sesuatu yang lain. Positifnya: kenetralan, dominasi pemikiran, kontrol diri, penjagaan jarak. Negatifnya: keegoisan, tidak berbelas kasih, sikap dingin, dan kaku.
Bervariasi (ada ke kanan, ada ke kiri): kepribadian yang serba guna tetapi kerap tidak stabil, mudah berubah, kerap murung, kerap terombang-ambing antara kata hati dan kendali (pikiran dan emosi).

Tulisan yang dasarnya tetap, kuat, dan lurus menunjukkan orang yang suasana hatinya terkendali. Dia tidak mudah digoyahkan orang lain dan mempunyai keseimbangan yang baik, berterus terang, dan tekun.

Turun: berhubungan dengan depresi, lelah, ketidakjujuran, kesedihan, pesimisme
Datar: berhubungan dengan ketenangan dan stabilitas luar.
Naik: berhubungan dengan penuh harapan, ambisi, kejujuran, aktivitas, motivasi dan sukses.
Miring ke atas (menaik): menunjukkan ambisi dan optimisme, orang yang teratur, berperasaan dan bertanggung jawab, suka bergaul, menyenangkan.
Menaik tiruan (garis dasar menaik tetapi jatuh pada bagian akhir): mudah menyerah.
Miring ke bawah (menurun): menunjukkan pesimisme dan depresi, kelelahan mental dan fisik.

Makin tinggi sebuah garis menanjak, makin ambisius dan optimistis. Makin jauh kemiringan ke arah bawah, makin besar pesimisme.
Bervariasi: mengungkapkan suasana hati, mudah mengesampingkan akal sehat guna memberi tempat kepada perasaan. Mungkin dia tidak sabar dan tidak dapat diandalkan.
Membentuk kurva (menaik kemudian menurun) atau cembung: mudah menyerah, memulai pekerjaan dengan semangat dan antusiasme yang tinggi tetapi kemudian kehilangan semangat.
Membentuk kalung (menurun kemudian menaik) atau cekung: jalan untuk mencapai tujuan, memulai suatu pekerjaan dengan semangat dan antusiasme rendah tetapi kemudian sangat bersemangat.
Lurus: stabil, terkendali.
Sangat lurus: bertindak dangkal seolah-olah terkendali.
Tiap kata naik: sedang bahagia
Tiap kata turun: tidak bahagia

Kamis, Januari 17, 2013

GRAFOLOGI TULISAN TANGAN III

Bisa mengetahui sifat dan karakter seseorang tentunya sangat mengasyikan. Walaupun belum terlalu mengenal teman atau seseorang yang baru kita kenal. Ada banyak metode untuk bisa mengetahui karakter dan sifat seseorang. Salah satunya kita bisa mengetahuinya lewat tulisan tangannya. Ada suatu ilmu dari cabang psikologi yang dinamakan Grafologi. Apa itu Grafologi?

Grafologi adalah ilmu atau seni membaca tulisan tangan seseorang. Mirip seperti DNA atau sidik jari seseorang, yang punya keunikan tersendiri untuk mencirikan keunikan seorang manusia. Manusia diciptakan memang sangat unik dan tidak ada yang sama.

Grafologi bisa dipelajari dengan sederhana dan tidak sulit untuk bisa mempelajarinya. Bagaimana cara untuk mempelajarinya? Mari kita lihat!

1. Besar Kecilnya Tulisan
Dilihat dari sudut pandang besar kecilnya tulisan terdapat empat kriteria penting yaitu : kecil, sedang, besar, dan sangat besar.

Tulisan yang berukuran kecil menunjukkan sifat pendiam, sering menyendiri tapi punya otak yang cemerlang dan pikirannya selalu ilmiah.

Tulisan tangan yang ditulis kecil-kecil tapi jelas mudah untuk dibaca menunjukkan penulisnya pandai, juga punya konsentrasi kuat, walau sayang tipe ini kadang suka sekali menonjolkan keilmuannya. Sedangkan jika tulisan tangan kecil dan susah membacanya berarti sang penulis adalah orang bertipe mandiri dalam hidupnya.

Tulisan tangan sedang, mengandung makna bahwa penulisnya adalah orang yang sangat terpaku kepada tradisi kuno, atau hal-hal yang bersifat formil modern. Sangat jitu dalam penggunaan logika untuk dasar referensi keputusan-keputusannya.

Jenis tulisan tangan yang besar menunjukkan besarnya ambisi seseorang namun murah hati dan selalu ingin dihargai oleh orang lain, di samping suka melebihkan omong-omongan yang kurang perlu. Sedangkan untuk jenis tulisan tangan yang sangat besar menunjukkan bahwa penulisnya sangat hati-hati dalam segala hal, gemar membuat perhatian bagi sekelilingnya, banyak over aktingnya dalam mencari perhatian.

2. Gaya Tulisan
Dalam spesifikasi Gaya Tulisan ini terbagi ke dalam lima sub. Masing-masing, adalah :

1. Gaya Sambung Biasa
Orang yang punya model tulisan begini biasanya senang memberi respon pada setiap masalah, bisa menerima ide dari orang lain, mudah bergaul dan disenangi teman. Baginya berbakat untuk menjadi seorang pemimpin.

2. Gaya Sambung Berbentuk Petak
Mengandung arti penulisnya mudah dipengaruhi, selalu menilai enteng setiap persoalan, hingga tindakannya kadang terkesan sembrono, tanpa pemikiran matang.

3. Gaya Sambung Berliku
Tulisan yang banyak lika-likunya, mengandung makna bahwa penulisnya sangat formil, hati-hati dan sering menonjolkan status, namun umumnya sifat mereka pendiam, gemar menyendiri dan biasanya banyak memiliki keahlian atau bakat.

4. Gaya Lurus dan Lancip
Tulisan tangan model demikian menunjukkan penulisnya orang agresif, sangat tekun mengerjakan sesuatu, walau kadang enggan berkompromi dengan orang lain. Bila lancipnya pada huruf awal saja maka pertanda dirinya orang yang banyak mengalami konflik psikologis, sehingga kadang bersikap agresif.

2. Gaya Campuran
Bentuk tulisan bersambung yang tak karuan menuliskan cepat, dan kadang sukar membacanya hal ini mengandung arti bahwa penulisnya adalah orang yang biasa berpikir cepat, kreatif tapi paling tersinggung kalau dikritik. Bahkan, bila tidak sesuai dengan kehendaknya jangan harap orang bisa mendapatkan bantuannya karena dia paling doyan mengelak dalam memberi pertolongan.


3. Kemiringan Tulisan
Bentuk kemiringan tulisan tangan, apakah itu miring ke kiri atau ke kanan, atau tegak lurus.

Mereka yang tulisannya miring ke kiri menunjukkan penulisnya bersikap tertutup (introvert). Segala sesuatu diukur menurut penilainnya sendiri atau menurut ukuran masa lampau. Disamping mempunyai sikap konservatif, orang dengan tipe tulisan ini sangat individualis.

Jenis tulisan miring ke kanan, menandakan orang yang ramah, aktif dan bersikap terbuka (extropet), berani menghadapi tantangan baru. Dalam bekerja kata hatinya merupakan power yang penting, tapi dalam hal yang kurang dikuasai dia lebih banyak untuk menanyakan kepada ahlinya.

Tulisan tangan yang bentuknya tegak, mengandung arti bahwa penulisnya adalah tipe orang yang tak suka banyak diatur. Baginya dia adalah miliknya sendiri, kebebasan menjadi hobinya dalam mengerjakan sesuatu tindakan, namun kontrol diri tidak pernah lepas dalam memilah dan memilih hal yang dianggapnya positif.

4. Tekanan Tulisan
Bila kita memperhatikan bekas tulisan tangan seseorang akan ditemukan tampak goresan tekanan tulisan seperti tercetak di baliknya. Dengan memperhatikan bekas goresan yang tercetak di balik kertas kita akan dapat mengetahui dan menebak bagaimana kepribadian dan tingkah laku si penulisnya.

Tekanan yang halus berarti pembawaannya tenang, tapi mudah atau tidaknya dibaca itu bukan persoalan. Sedangkan tulisan yang bekas tekanannya tercetak jelas dibelakangnya menandakan penulisnya punya sifat kaku dan formal. Karenanya orang ini sulit untuk bisa cepat menyesuaikan diri dalam pergaulan, namun dia menganggap bersikap demikian penting baginya agar dihargai orang lain.

5. Bentuk Huruf Awal
Diantara orang ada yang gemar memainkan bentuk tulisannya, terutama bentuk awal tulisannya. Beberapa ciri dan kecenderungan karakter si penulis adalah sebagai berikut :

1. Bentuk Jangkar
Disebut bentuk jangkar karena memang huruf awal tulisannya dalam bentuk jangkar. Tulisan ini memberi tanda bahwa yang memiliki tulisan cenderung bersikap kurang dewasa dan kurang percaya diri dalam menjalani hidup. Dia banyak bersikap pasif.

2. Bentuk Busur
Disebut bentuk busur karena memang bentuk awalnya membentuk busur seperti ditarik. Pemilik tulisan ini biasanya cepat puas dengan hasil yang dicapai, dan hidupnya sangat berpandangan kuat akan nilai-nilai religius.

3. Bentuk Memanjang
Huruf awal memanjang yang dituliskan pelan-pelan, menunjukkan bahwa orangnya terlalu berhati-hati dalam merencanakan masa depan. Panjanganya huruf awal menunjukkan kelambatan kerja dan pemborosan waktu.

4. Bentuk memanjang dari bawah
Bentuk memanjang dari bawah bila digoreskan secara kilat menunjukkan penulisannya orang yang agresif dan cepat menyelesaikan pekerjaan, disamping gemar melakukan berbagai eksperimen.


Marjin dan Kemiringan Tulisan juga Mengungkap Karakter Seseorang

Mengungkapkan kualitas pendidikan dan sosial.

* Marjin atas lebar: cenderung menarik diri dan menjaga jarak dengan orang lain, bersifat formal, hormat terhadap orang lain.
* Marjin atas sempit: menyukai formalitas.
* Marjin bawah lebar: rasa takut terhadap seks, idealis, kurang bersahabat, mementingkan keterampilan luar, adanya trauma emosional.
* Marjin bawah sempit: mempunyai naluri suka menimbun, sok akrab, kurang hati-hati, sentimental, materialistis, mudah lelah, kurang bisa berkomunikasi.
* Marjin kiri lebar: latar belakang kebudayaan yang baik, intelejensi, rasa seni, selalu ingin berkembang dan aktif.
* Marjin kiri sempit: persahabatan yang tidak pandang bulu, picik, pendiam, hipersensitif, hati-hati, ingin menghindari tekanan.
* Marjin kanan lebar: ketakutan akan masa depan.
* Marjin kanan sempit: pendekatan lebih berhati-hati terhadap calon teman dan dunia secara umum, kurangnya sikap memilih-milih, murah hati, sembrono, ketidaksabaran, ingin segera keluar dari masalah.
* Rata: memiliki pikiran yang teratur dan mata yang artistik.
* Satu halaman penuh tulisan tanpa ada jarak spasi: picik, banyak bicara.
* Satu halaman hampir semuanya bermarjin: penakut, tertekan, tidak pernah puas.
* Marjin kiri acak-acakan: depresi temporer.
* Marjin kiri semakin melebar ketika tulisan turun: bermakna tulisan cepat dan spontan, kesulitan untuk menggunakan waktu.
* Marjin kiri semakin menyempit ketika tulisan turun: cenderung memulai tugas yang berani.
* Marjin sempit di sisi kiri dan kanan: tidak melihat berbagai hal dari segi pandangan masyarakat lainnya, tidak melihat dirinya dengan baik.
* Marjin kiri tidak rata: tidak bisa menyesuaikan diri dengan masyarakat, suka melawan, suka menyimpang, tidak disiplin.
* Tidak ada marjin: sibuk, berusaha keras, pelit, egois.

Kmiringan

Ke kiri: berhubungan dengan masa lalu dan hal-hal yang negatif.

Vertikal: berhubungan dengan pengendalian dan formalitas.

Ke kanan: berhubungan dengan masa depan dan hal-hal yang positif.

* Ke kanan: ekstrover, kepribadian yang bebas disertai kebutuhan dan kapasitas untuk kontak manusiawi, keinginan memberi dan menerima afeksi, mudah berkomunikasi, bersahabat, responsif, suportif, kurang sabar, tidak tenang, tergesa-gesa, aktif. Positifnya: keaktifan, simpati, kemampuan bergaul. Negatifnya: ketidaksabaran, ketergesa-gesaan, kepanikan.
* Terlalu ke kanan: makin suka bergaul tetapi dengan kendali emosi yang lebih rendah, mudah bosan, mudah gelisah, banyak teman dekat.
* Sedikit ke kanan: membutuhkan orang lain, berpandangan ke luar, ekstrover.
* Ke kiri: introver, dituntun oleh pikiran ketimbang emosi, mudah tersinggung. Positifnya: kontrol diri, sikap hemat, pemikiran yang konservatif. Negatifnya: keegoisan, ketakutan terhadap masa depan, mengucilkan diri
* Terlalu ke kiri: introspektif, gugup, pemimpi.
* Sedikit ke kiri: banyak menggunakan pikirannya, agak introver.
* Vertikal: independen, tidak ekstrover dan juga tidak introver, tidak tergantung pada orang atau sesuatu yang lain. Positifnya: kenetralan, dominasi pemikiran, kontrol diri, penjagaan jarak. Negatifnya: keegoisan, tidak berbelas kasih, sikap dingin, dan kaku.
* Bervariasi (ada ke kanan, ada ke kiri): kepribadian yang serba guna tetapi kerap tidak stabil, mudah berubah, kerap murung, kerap terombang-ambing antara kata hati dan kendali (pikiran dan emosi).


Tulisan yang dasarnya tetap, kuat, dan lurus menunjukkan orang yang suasana hatinya terkendali. Dia tidak mudah digoyahkan orang lain dan mempunyai keseimbangan yang baik, berterus terang, dan tekun.

Turun: berhubungan dengan depresi, lelah, ketidakjujuran, kesedihan, pesimisme

Datar: berhubungan dengan ketenangan dan stabilitas luar.

Naik: berhubungan dengan penuh harapan, ambisi, kejujuran, aktivitas, motivasi dan sukses.


Miring ke atas (menaik): menunjukkan ambisi dan optimisme, orang yang teratur, berperasaan dan bertanggung jawab, suka bergaul, menyenangkan.

Menaik tiruan (garis dasar menaik tetapi jatuh pada bagian akhir): mudah menyerah.

Miring ke bawah (menurun): menunjukkan pesimisme dan depresi, kelelahan mental dan fisik.


Makin tinggi sebuah garis menanjak, makin ambisius dan optimistis. Makin jauh kemiringan ke arah bawah, makin besar pesimisme.
Bervariasi: mengungkapkan suasana hati, mudah mengesampingkan akal sehat guna memberi tempat kepada perasaan. Mungkin dia tidak sabar dan tidak dapat diandalkan.

Membentuk kurva (menaik kemudian menurun) atau cembung: mudah menyerah, memulai pekerjaan dengan semangat dan antusiasme yang tinggi tetapi kemudian kehilangan semangat.

Membentuk kalung (menurun kemudian menaik) atau cekung: jalan untuk mencapai tujuan, memulai suatu pekerjaan dengan semangat dan antusiasme rendah tetapi kemudian sangat bersemangat.

Lurus: stabil, terkendali.

Sangat lurus: bertindak dangkal seolah-olah terkendali.

Tiap kata naik: sedang bahagia.

Tiap kata turun: tidak bahagia.

Rabu, Desember 19, 2012

ZONA DALAM GRAFOLOGI

Grafologi adalah ilmu yang mempelajari tulisan tangan, dalam bahasa Inggris disebut handwriting analysis. Pakar grafologi juga menyebutnya sebagai tulisan otak (brain writing). Alasan mereka, orang yang cacad tidak mempunyai tangan, juga bisa menulis dengan kaki atau mulut. Soalnya adalah dia menulis atas perintah otak.

Di mata pakar grafologi, tulisan dibagi atas tiga zona, yaitu zona atas, zona tengah, dan zona bawah. Setiap zona memiliki arti masing-masing. Untuk lebih jelasnya lihat uraian singkat di bawah ini.

ZONA
Zona tulisan dibagi tiga, yakni:
Zona atas: memperlihatkan aspirasi spiritual, impian, harapan, ambisi, cita-cita, tujuan, intelektual, imajinasi, idealisme, pikiran, proses mental, dihubungkan dengan superego, masa depan, dan badan atas.
Zona tengah: mengungkapkan sikap praktis terhadap peristiwa sehari-hari, teman, keluarga, logika, rasional, instink, dihubungkan dengan ego, saat ini, dan badan tengah.
Zona bawah: mengemukakan sikap dan respons emosional terhadap aspek fisik kehidupan, termasuk seks, posesif, materialisme, keinginan, nafsu, dihubungkan dengan id, masa lampau, dan badan bawah.

Zona Atas
Rata-rata: tujuan, ambisi, mimpi, dan pandangan normal.
Tinggi: mengejar kepuasan intelektual, idealistik, mungkin tidak praktis, kurang tersentuh dengan realitas, sombong, bangga, sensitif terhadap kritik.
Pendek: praktis, tertarik pada hal-hal yang biasa dalam kehidupan sehari-hari dan tidak pernah melihat di luar yang nyata, secara mental siap tetapi tidak mampu menerapkan ide-ide, menunjukkan penolakan untuk menerima impuls yang kuat ke arah agama atau esoterik.
Lurus: orang yang baik, tipe yang lebih praktis dan logis, secara temporer menahan kreativitasnya.
Langsing: ideal, cenderung melamun, tingkatan minat dalam kehidupan rohaniah.
Loop: menunjukkan pikiran yang kreatif.
Loop sedang: menunjukkan kasih sayang, sikap terbuka.
Loop lebar: ada sifat enggan untuk mengumbar emosi.
Loop bervariasi: kurang dapat mengendalikan diri.
Loop sangat besar: posesif, penuh perhatian.
Loop sangat pipih: kendali diri yang kuat, sopan santun, keseimbangan emosi.
Loop pipih disertai garis t melayang: merasa mempunyai misi yang didorong oleh nalurinya.
Tidak ada loop: jiwa yang penuh perhatian, berusaha mengendalikan emosi dengan prinsip, filsafat, dan logika.
Lemah: menunjukkan kurangnya perhatian terhadap jangkauan pikiran yang jauh.
Sangat tinggi: upaya untuk menjangkau idealisme atau agama, berjiwa mistik.
Disertai garis t yang tidak terkait: pemikiran yang telah lepas dari kenyataan dan konsep-konsep yang ada, berkaitan dengan fanatisme.
Kadang tinggi, kadang rendah: menunjukkan pribadi yang senantiasa menjalani diskusi atau terdorong untuk bertindak semata-mata atas alasan praktis tetapi tidak pernah kehilangan idealismenya.
Terkait dan melengkung ke bawah: menunjukkan kasih dan pengertian terhadap sifat alami manusia. Bila tekanannya kuat: sinisme.
Melengkung ke kiri: keterlibatan pada masa lalu, mungkin pengaruh orang tua atau sekolah.
Loop dan menghadap ke belakang: emosi yang berkaitan dengan prinsip. Bila pada huruf d dan t: menunjukkan kebencian terhadap masa lalu dan perasaan emosional yang terkungkung.
Menghadap ke belakang dan kaitannya diulang: selalu memeriksa ulang atau selalu ingin berusaha menyenangkan pimpinan di masa lalu.

Zona Tengah

Besar: berusaha memberi kesan kepada orang lain, suka bergaul, praktis, menghindari tindakan-tindakan instink.
Kecil: berinstink kuat, tipe akademis yang bekerja berdasarkan standarnya sendiri, tidak berusaha memberi kesan kepada orang lain.
Zona tengah lebih besar daripada zona atas dan bawah: ada keramahtamahan dan lapisan praktis yang kuat pada kepribadian ybs.
Meluas: emosi.
Bersudut tajam: ide.
Dilukis atau tak berkait: kerapian dan pola kerja.
Tidak ada loop: berorientasi sosial.
Sebagian tulisannya tidak lengkap atau terbuka: sangat kasual, kurang keterlibatan secara emosional.
Loop lebar: emosi yang lepas atau perasaan yang tidak pada tempatnya.
Bagian tengah disertai lengkung bawah: mempunyai nafsu makan yang besar dan perilaku yang riang.
Bentuk hurufnya rapat dan tajam: lebih memikirkan ide-ide daripada memikirkan orang lain.
Tulisan tajam dengan tarikan ke atas dan bagian atas yang lebih besar: seorang penulis cerita.
Loop pada tulisan yang tajam: kepribadian yang sulit, lebih banyak meminta daripada memberi.
Seperti huruf yang terbalik, dekorasi, goresan bawah yang tajam: antisosial.
Tulisan yang tajam disertai tarikan ke bawah: kepribadian yang tidak penuh dengan kepura-puraan.
Dilukis (umumnya berbentuk lingkaran, setengah lingkaran, dan garis vertikal): mencerminkan sifat tidak sosial, menandakan pandangan hidup.
Terletak di bagian bawah, namun ada kecenderungan menjangkau bagian atas: frustrasi, tidak merasa puas dengan dirinya, harus memanfaatkan bakat.

Zona Bawah

Besar: fisik kuat, tertarik pada olahraga, berkebun, dan seks, gegabah, suka membentuk pendapat sendiri.
Loop lebar: akan menjadi orang yang agresif, suka berjuang, materialistis.
Loop kaku: dapat menjadi pemarah, suka ribut, dapat mengalami masalah seksual.
Loop mengarah ke kanan: adanya kekuatan fisik yang menunggu untuk dilampiaskan sesuai kehendaknya.
Loop terkait ke kanan: dedikasi yang terus-menerus terhadap perbuatan baik yang enerjik.
Lurus di antara loop: suka murung dan tidak bahagia, benci pada aktivitas fisik, senang pada hal-hal yang cepat selesai, malas, dapat menjadi orang yang artistik, musikus, atau matematikus.
Lurus dalam suatu garis yang sederhana: mempunyai konsentrasi yang baik, mampu mencapai hal-hal yang esensial dengan cepat dan tanpa ribut.
Patah atau bengkok: kelemahan fisik atau nyeri pada bagian kaki.
Bergelombang: konflik ringan untuk sementara.
Lengkung: enerji fisik yang terkendali.
Mengayun: bersifat memberi dan menerima.
Dilepas: kapasitas yang besar untuk perasaan puas dan kesenangan.
Memotong: penuh tuntutan fisik dan kekuatan tubuh.
Lengkung yang seimbang, tetapi goresan akhir berhenti mendadak: adanya kegembiraan fisik.
Melengkung atau mengarah ke kanan: mementingkan orang lain.
Menggembung: imajinasi dan ego yang berlebihan.
Panjang dan bulat: sikap romantik terhadap cinta dan kehidupan.
Segitiga: pertanda kecewa.

GRAFOLOGI DAN FORGERY(PEMALSUAN TANDA-TANGAN)

Forgery & Kejahatan Kerah Putih

Forgery atau lebih umum dikenal sebagai pemalsuan tanda tangan, ternyata memiliki karakteristik yang membuatnya dapat dikategorikan sebagai Kejahatan kerah putih. Kejahatan kerah putih atau white collar crime, diperkenalkan oleh kriminolog Edwin Sutherland pada tahun 1939. Sutherland mendefinisikanwhite collar crime sebagai “kejahatan yang dilakukan oleh seseorang dengan status yang terhormat dan status sosial yang tinggi dalam pekerjaannya”. Kejahatan kerah putih terjadi karena adanya motivasi finansial, yang dilakukan secara illegal, dan biasanya dilakukan tanpa kekerasan atau non-violent. Kejahatan ini disebut sebagai kejahatan kerah putih, karena kerah putih yang digunakan para pelakunya adalah simbol para korporat dan para pekerja dengan status terhormat. Dalam kriminologi, para pelaku white collar crimememiliki atribut dan motif yang berbeda dibandingkan pelaku kejahatan jalanan atau street criminals. Contoh kejahatan kerah putih yang lebih umum dikenal adalah tindakan korupsi.

Mari kita bahas pelan pelan. Pertama, forgery itu tidak seperti tindakan kriminal jalanan atau street crimes, yang biasa terjadi di pinggir jalan dan dilakukan oleh sembarang orang. Kita mengenal berbagai macam street crimes seperti perampokan, pencurian, maupun penodongan. Forgery, tidak bisa dikategorikan seperti itu. Coba perhatikan, pada tindakan street crimes, biasanya korban dan pelaku sama sama saling tidak mengenal. Kalaupun pelakunya memilih korbannya dengan cara mengamati, memperhatikan pola tindakannya hingga berhari hari melalui stalking, namun tetap saja, jarang sekali mereka memiliki pola hubungan interaksi yang saling kenal sebelumnya. Sedangkan, pada tindakan forgery, ternyata ada pola hubungan saling mengenal antara korban dan pelaku. Pelaku tahu persis tentang bentuk tanda tangan korban, jumlah uang yang ada dalam rekeningnya, dan pola transaksi korban. Selain itu, pelaku forgery juga memiliki kedudukan tertentu yang membuat dirinya dapat dengan bebas mengakses data diri korbannya sehingga bisa dengan leluasa menggunakannya untuk tujuan pribadi. Ketika seseorang sudah menggunakan kedudukan dan jabatannya untuk penyimpangan dan keuntungan pribadi, maka tindakannya tersebut dapat dikategorikan sebagai white collar crime. Kembali lagi pada forgery, ketika seseorang memalsukan tanda tangan pada dokumen tertentu, biasanya disitu ada penyalahgunaan wewenang kekuasaan yang ada pada dirinya. Umumnya forgery seperti ini sering terjadi pada institusi finansial seperti bank.

Terkait dengan pembahasan forgery pada tulisan ini, ternyata sering sekaliforgery dilakukan oleh pelaku yang punya pekerjaan dengan akses untuk mengetahui data diri potensial korbannya, termasuk tanda tangan dan isi rekening tabungannya. Selain itu, tindak kejahatan seperti ini juga semakin bisa terjadi ketika ada pemberian kepercayaan berlebih dari seorang nasabah kepadaofficer di institusi keuangan. Biasanya kepercayaan berlebih ini bisa berupa kewenangan untuk “meniru tanda tangan” ketika saat saat urgent, dan sang nasabah sedang berhalangan di tempat untuk memberikan tanda tangan aslinya. Awalnya, kepercayaan yang sangat beresiko seperti ini, diberikan untuk kemudahan transaksi. Namun lama kelamaan, apabila tidak ada pengawasan, akan muncul penyalahgunaan kepercayaan atau abuse of trust. Kepercayaan yang diberikan bisa disalahgunakan oleh officer di institusi keuangan tersebut untuk keuangan pribadinya. Pelaku kejahatan kerah putih biasanya merasionalisasi tindakannya sebagai bagian dari pekerjaan mereka. Ketika pelaku dituduhkan sebagai pelaku kejahatan karena memalsukan tanda tangan, maka ia akan membela dirinya dengan menyebut hal itu sebagai kewenangan yang diberikan oleh nasabah untuk mempermudah transaksi. Pelaku kejahatan kerah putih, umumnya tidak akan melihat dirinya sebagai kriminal, karena memang pekerjaan sehari hari mereka bukanlah berbuat kriminal, tapi mereka kerap melakukan kriminal dalam pekerjaan legal mereka.

Tipe Tipe Pelaku Pemalsuan Tanda Tangan

Pelaku pelaku kejahatan, seringkali dikategorisasi berdasarkan kualitas tindak kejahatannya, dan juga motif dari tindakannya. Dalam Pemalsuan tanda tangan atau forgery, para pelakunya juga memiliki karakteristik khusus yang membuatnya dapat dibedakan antara satu sama lain. Namun uniknya, pelaku kejahatan pemalsuan tanda tangan ini, tindakannya begitu ‘halus’ sehingga kita tidak sadar bahwa tau-tau kita telah menjadi korban kejahatan. Berbeda dengan jenis kejahatan lain seperti perampokan atau pencurian, dimana korban melihat langsung pelakunya dan sadar bahwa dirinya telah menjadi korban. Banyak sekali korban pemalsuan tanda tangan yang kaget ketika telah kehilangan sejumlah uang di rekening banknya hanya melalui pemalsuan tanda tangan. Karena halusnya tindakan yang mereka lakukan ini, saya menjuluki para pelaku pemalsuan tanda tangan sebagai smooth criminal, seperti salah satu lagu legendaris dari Michael Jackson.

Pada dasarnya, pelaku pemalsuan tanda tangan atau forger, dibagi menjadi 3 tipe:
1. Forger profesional, adalah para kriminal yang secara terlatih memiliki kemampuan untuk mengimitasi tanda tangan orang lain. Kriminal profesional ini secara terorganisir melakukan tindak kejahatan yang menggunakan tanda tangan palsu. Motif dari tindakan kejahatan mereka adalah motif ekonomi dan terkadang politik. profesional ini melakukan kejahatan sudah seperti bisnis, dimana tindakan kriminal tersebut adalah pekerjaannya dan diperjualbelikan selayaknya komoditas. Seringkali dalam tindak kejahatannya, mereka memalsukan tanda tangan orang orang terkenal, seperti para public figure. Nantinya tanda tangan palsu ini akan dijual dan di klaim sebagai tanda tangan asli. Bisnis tanda tangan para public figure ini, terutama milik atlet baseball dan para pemusik, merupakan salah satu bisnis yang digemari di luar negeri. Professional forger ini akan menjual tanda tangan palsu tersebut melalui situs jual beli online, maupun forum kolektor tanda tangan. Tidak hanya sebatas para public figure, bahkan buku harian adolf hitler, pernah dipalsukan oleh salah seorang forger professional forger. Kasus pemalsuan buku harian ini, merupakan salah satu kasus pemalsuan tulisan yang menggemparkan dunia di tahun 1970. Sejak saat itulah, ilmu forensik tulisan mulai memiliki peran penting dalam menentukan keaslian para tanda tangan tokoh tokoh terkenal. Selain memalsukan tanda tangan tokoh terkenal, ada juga professional forger yang terspesialisasi dalam pemalsuan tanda tangan pada dokumen dokumen berharga. Mereka memalsukan tanda tangan dalam pembuatan ijazah palsu, KTP palsu, maupun sertifikat tanah yang telah diimitasi. Umumnya, professional forger yang seperti ini, telah memiliki peralatan canggih dan kemampuan yang terlatih untuk mengakomodir tindak kejahatan mereka. Di Indonesia, ada beberapa tempat yang khusus menyediakan dokumen palsu untuk dijual kepada publik. Tempat tempat ini memiliki peralatan layaknya percetakan besar dan orang orang yang terlatih dalam memalsukan surat berharga. Ciri utama dari forger profesional adalah; mereka teroganisir dalam melakukan kejahatannya, dan mereka memang dilatih untuk memalsukan tanda tangan. Profesional forger ini banyak ditemukan pada kasus pemalsuan ijazah, pemalsuan KTP dan sertifikat tanah. Mereka tidak hanya sekedar memalsukan tanda tangan, tapi juga keseluruhan dokumen.

2. Tipe yang kedua adalah forger amatir. Bentuk tanda tangan palsu yang dihasilkan oleh para amatir ini, umumnya akan lebih berantakan dan kurang terkonsep. Sangat berbeda dengan hasil pemalsuan dari profesional forger yang lebih rapih dan terlatih dalam pembuatannya. Para FDE (Forensic Document Examiner – istilah untuk individu yang bekerja di bidang forensik tulisan) akan lebih mudah mendeteksi pemalsuan tanda tangan yang dihasilkan oleh forger amatir, karena adanya perbedaan kualitas yang cenderung buruk. Forger amatir ini seringkali mencuri cek dan dokumen dokumen berharga, untuk nantinya diberi tanda tangan palsu diatasnya. Walaupun mereka yang melakukan tindakannya secara berkala, namun mereka tidak terlatih seperti profesional forger. Sehingga para amatir ini umumnya hanya berani memalsukan tanda tangan yang bentuknya simpel dan mudah untuk ditiru. Mereka akan kesulitan dalam meniru tanda tangan yang bentuknya sulit dan kompleks. Dalam mengimitasi suatu tanda tangan, mereka cenderung akan lebih mengutamakan bentuk supaya semirip mungkin, tapi mengesampingkan kualitas dan kecepatan dari tanda tangan. Motif tindakan dari para forger amatir ini adalah mencari keuntungan ekonomi, namun tindakannya tidak dilakukan secara teroganisir dan tidak terlatih seperti para profesional forger. Forger amatir seperti ini banyak ditemukan pada kasus pemalsuan tanda tangan di ranah perbankan

3. Tipe ketiga, yaitu opportunist forger, pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan para forger amatir. Hanya saja, forger amatir melakukan pemalsuan karena memang sudah ada niat sejak awal untuk melakukan tindak kejahatan. Sedangkan forger oportunis, melakukan pemalsuan karena ada situasi yang secara tidak sengaja dapat menguntungkan mereka. Mungkin awalnya mereka tidak berniat melakukan kejahatan, namun karena ada situasi tertentu, akhirnya mereka terdorong untuk memalsukan tanda tangan supaya mendapatkan keuntungan. Umumnya pelaku dalam kasus seperti ini terjadi dalam ranah hubungan keluarga ataupun hubungan kerja. Contohnya dalam kasus surat wasiat yang melibatkan sejumlah nama dalam suatu keluarga besar. Seringkali ada salah satu anggota keluarga yang berani memalsukan tanda tangan dalam surat wasiat, karena ia melihat lemahnya posisi anggota keluarga lain dalam hak warisnya. Situasi seperti ini kemudian dimanfaatkan olehnya untuk memalsukan tanda tangan pemberi waris, agar seluruh warisan berada di tangannya. Namun, para forger oportunis tidak hanya bisa terjadi dalam ranah hubungan keluarga. Dalam ranah hubungan pekerjaan juga seringkali terjadi, terutama yang berkaitan dengan surat kuasa dan surat perintah. Dari segi motif, forger oportunis ini ingin memanfaatkan situasi yang ada untuk mencari keuntungan demi kepentingan pribadinya. Karena para forger oportunis ini biasanya tidak pernah memalsukan tanda tangan sebelumnya, maka kualitas imitasi tanda tangan yang mereka hasilkan pun akan seburuk para forger amatir. Imitasi tanda tangan mereka hanya akan mengutamakan bentuk yang semirip mungkin, sehingga akan membuatnya secara perlahan karena adanya keragu raguan. Pembuatan tanda tangan yang perlahan, tentu akan menghasilkan kualitas garis yang lebih buruk dibanding tanda tangan asli yang dibuat secara cepat dan yakin.

Forgery dan Tulisan Tangan


Pemalsuan tulisan atau forgery mungkin bukanlah bentuk kejahatan tertua, tetapi kejahatan ini telah terjadi sejak manusia menggunakan tulisan dan kertas untuk menuangkan isi pikirannya. Manusia memulai memalsukan dokumen yang memiliki nilai atau value, dengan cara memanipulasi tanda tangan, atau bahkan dengan membuat duplikat dari keseluruhan dokumen. Pemalsuan tanda tangan dan dokumen telah dipraktekkan sejak pertama tulisan telah menjadi media komunikasi. Metode untuk mengidentifikasi keabsahan tulisan tangan dan dokumen, sudah dimulai sejak hukum Romawi, di bawah Code of Justinianpada tahun 539 Masehi. Pada masa itu, kerajaan romawi melarang pemalsuan dokumen kepemilikan tanah. Kejahatan pemalsuan menjadi semakin berkembang ketika kertas digunakan untuk transaksi perdagangan.

Keabsahan dokumen sangat tergantung pada keasliannya. Berbagai cara dan metode telah dilakukan untuk menjaga keaslian dokumen dan mencegah pemalsuan terjadi. Mulai dari penggunaan wax seal, stempel kerajaan, penggunaan jenis kertas khusus, hingga pemberian watermark. Pada era modern ini, berbagai institusi perbankan maupun institusi hukum, menggunakan tanda tangan sebagai bukti keabsahan suatu dokumen. Tanda tangan digunakan sebagai representasi dari identitas seseorang dalam suatu dokumen.

Tulisan tangan dan tanda tangan merupakan suatu gerakan motorik yang dipelajari mulai dari kecil sampai dewasa, dengan proses pembelajaran yang sangat kompleks. Setiap orang bisa saja diajarkan cara menulis yang sama ketika mereka kecil, tapi lama kelamaan, masing masing orang akan memiliki cara penulisan yang berbeda dan khas. Hal ini karena dalam pembuatannya, tulisan tangan dipengaruhi oleh banyak sekali faktor, mulai dari kerja otak, syaraf, perasaan dan suasana hati, sehingga tulisan tangan adalah perilaku yang dapat ditunjukkan melalui coretan-coretannya. Hal yang menyebabkan tulisan tangan berguna sebagai bukti di dunia forensik adalah bahwa tulisan tangan mencerminkan perilaku yang relatif stabil dari penulisnya dan walaupun setiap orang diajarkan dengan cara menulis yang sama, tetapi terdapat keunikan khusus antara penulis yang satu dengan penulis yang lain.